Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muncul Ancaman Mata Rantai Penularan Penyakit Baru

Limbah Medis Melonjak Drastis Selama Pandemi

Sabtu, 14 November 2020 06:39 WIB
Dirjen Pengelolaan Sampah, limbah dan B3 (PSlB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati. (Foto: Istimewa)
Dirjen Pengelolaan Sampah, limbah dan B3 (PSlB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama masa pandemi Covid-19, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya kenaikan volume limbah medis, sekitar 30-50 persen. Total limbah infeksius Covid-19 sampai 15 Oktober 2020 mencapai 1.662,75 ton.

Hal itu diungkap Dirjen Pengelolaan Sampah, limbah dan B3 (PSlB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, dalam acara Seruan Nasional akselerasi Penanganan limbah Medis, secara virtual dari Jakarta, kemarin. “Terjadi kenaikan volume limbah medis antara 30 sampai 50 persen. Berdasarkan laporan dari 34 provinsi di Indonesia, sampai 15 Oktober 2020, tercatat ada 1.662,75 ton limbah Covid-19,” katanya.

Baca juga : Menhub Minta Pembangunan Sarana Transportasi Tak Berhenti Karena Pandemi

Kenyataan tersebut membuat penanganan limbah medis terutama di saat pandemi Covid-19 harus dilakukan dengan lebih serius. Pasalnya, limbah medis Covid-19 masuk kategori infeksius dan bisa menjadi mata rantai penularan penyakit tersebut.

Vivien mengatakan, limbah yang dihasilkan dari perawatan Covid-19 masuk dalam kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Karena itu, pengelolaannya harus dari hulu ke hilir dengan pengelolaan spesifik dan tercatat dari pembuatan sampai akhirnya dimusnahkan.

Baca juga : Wilayah Risiko Penularan Corona Nambah, Pemda Diminta Keluar Zona Nyaman

KLHK telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri LHK tentang Pengelolaan limbah Infeksius dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Covid-19 sejak awal kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia pada Maret 2020.

Hal senada disampaikan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari. Menurutnya, dukungan dari semua sektor diperlukan dalam penanganan limbah medis. Sebab, peningkatan limbah medis secara signifikan akibat pandemi menimbulkan tantangan dalam penanganannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.