Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Vaksin Buatan Sinovac Sudah Tiba Di Tanah Air

Tetap Patuhi Prokes, Bersama Kita Lawan Pandemi Covid-19

Selasa, 8 Desember 2020 06:48 WIB
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr/wpa/hp)
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr/wpa/hp)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kedatangan vaksin buatan Sinovac menambah semangat masyarakat melawan Virus Corona. Kendati begitu, masyarakat diingatkan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Vaksin Covid-19 asal China, Sinovac, sudah tiba di Indonesia, Minggu (6/12). Sebanyak 1,2 juta doss vaksin mendarat melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

“Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu,” kata Presiden Jokowi dalam keterangannya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (6/12).

Jokowi mengatakan, pemerintah juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba awal Januari 2021.

Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin. Dan Januari, kata Jokowi, sebanyak 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.

Baca juga : Geliat Petani Milenial Bogor Di Masa Pandemi Covid-19

Jokowi menegaskan, meski vaksin sudah datang, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan. “Tetap disiplin 3M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, selalu harus terus kita lakukan,” tegasnya.

Sebab, proses vaksinasi memakan waktu yang lama. Belum lagi vaksin harus terlebih dahulu diperiksa keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Baru kemudian, vaksin disuntikkan ke masyarakat secara bertahap, yang perencanaannya telah disusun oleh pemerintah.

“Karena tidak dimungkinkan dilakukan vaksinasi secara serempak untuk semua penduduk. Saya harap semua pihak mengikuti pengumuman dan petunjuk dari petugas yang saat ini sudah menyiapkan vaksinasi,” kata Jokowi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menambahkan, para penerima vaksin prioritas dari program pemerintah akan diberikan secara gratis. Sementara untuk masyarakat, akan diberikan dalam program vaksin mandiri secara berbayar. “Aturan rinci untuk kedua skema tersebut akan segera diterbitkan dalam 1-2 minggu ke depan,” kata Airlangga.

Akun receha081 mengulang pernyataan pemerintah. Kata dia, pemerintah telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Vaksin ini, kata dia, telah diuji klinis di Bandung sejak Agustus lalu. “Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring kebutuhan penanganan pandemi di Indonesia,” katanya.

Baca juga : Ini Tips Dari Praktisi Hukum Hadapi Covid-19

Ary Prasetyo menyambung. Dia bilang, vaksin tersebut sebelumnya telah dikemas dalam envirotainer. Yaitu, tempat penyimpanan khusus untuk menjaga kualitas vaksin. “Sebanyak 1,2 juta vaksin dalam 7 envirotainer. Selanjutnya dimasukkan ke bagasi pesawat,” kata dia.

Menurut Nugie, vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, langsung dibawa menuju Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung. “Bersama Presiden @jokowi Lawan Pandemi,” kata dia.

Menurut Saint_Rebend, vaksin Sinovac akan siap digunakan pada Januari nanti. Skala prioritas sudah ditentukan, seperti, tenaga medis, TNI/Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru. BPOM juga sudah menyatakan vaksinini halal. “Masih ada yang mau politisasi?” tanya dia.

“Alhamdulillah, vaksin produksi Sinovac telah tiba di Indonesia, terima kasih @jokowi. Semoga dengan vaksin ini bisa menekan penyebaran Virus Corona,” puji Hermant. 

Ridwan Majid menyarankan prioritas vaksin Corona seharusnya sesuai World Health Organization (WHO). Pertama, tenaga medis. Kedua, yang rawan terpapar, lansia dan yang punya penyakit kronis atau akut. Ketiga, yang tinggal di lingkungan padat dan tertutup, seperti asrama TNI, polisi dan pesantren. “Barulah masyarakat luas,” saran dia.

Baca juga : Pemerintah Tak Bisa Sendirian Berantas Pandemi Covid-19

Namun, Seoeng punya pendapat beda. Dia bilang, masyarakat yang harusnya mendapat vaksin duluan. Soalnya tenaga medis umumnya sudah melek ilmu kesehatan. “Masyarakat awam kan sebagian besar tidak paham,” kata dia.

Adiwijaya menyambung. Dia bilang, alangkah baiknya vaksin lebih diutamakan kepada masyarakat dibanding tenaga medis. Soalnya, masyarakat jauh lebih rentan terkena Virus Corona.

Tidak peduli siapapun yang mendapat vaksin Corona, Sobatsehatkita mengingatkan, kehadiran vaksin Sinovac bukan berarti langsung bisa menghentikan pandemi. Masih ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan sebelum vaksinasi. ”Tetap patuhi protokol kesehatan ya,” wanti-wanti dia.

“Meski vaksin sudah datang, tetap disiplin dengan 3M: Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan ya,” tambah Ap1utkIndonesia. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.