Dark/Light Mode

Hingga Akhir Tahun, Sisa Anggaran Belanja PUPR Masih Rp 6,53 Triliun

Jumat, 1 Januari 2021 19:15 WIB
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono

RM.id  Rakyat Merdeka - Hingga akhir tahun 2020, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membelanjakan anggaran infrastruktur sebesar Rp 87,59 triliun atau 93,06 persen dari pagu anggaran Rp 94,12 triliun. Dari realisasi tersebut, masih ada sisa anggaran Rp 6,53 triliun. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan jajarannya, untuk  terus meningkatkan kualitas belanja APBN dengan memperhatikan tiga prinsip reformasi anggaran belanja: ekonomis, efektif yakni tepat sasaran, dan efisien.  

"Pada masa pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari turunnya investasi. Begitu juga ekspor impor. Sehingga, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, pemerintah mengandalkan belanja APBN untuk pembangunan infrastruktur," kata Basuki, Kamis (31/12) . 

Baca juga : Penyaluran Dana Desa 2020 Capai Rp 71 Triliun

Untuk program skema Padat Karya Tunai (PKT), realisasi belanjanya mencapai 97,85 persen dengan serapan tenaga kerja 100 persen.

Untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian PUPR mendapat anggaran tambahan Rp 1,73 triliun berupa perluasan program padat karya yang digunakan untuk revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 km, dengan anggaran Rp 1 triliun. 

Anggaran tambahan tersebut, digunakan untuk pembelian produk rakyat atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 362,47 miliar. Hingga saat ini,  progresnya berkisar 98,39 persen.

Baca juga : Akhir Tahun, Layanan Samsat Di Wilayah Jakarta Diliburkan

Produk rakyat tersebut terdiri dari material tambalan cepat mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 ton sebesar Rp 200 milar, 250 unit Big Gun Sprinkler senilai Rp 3,75 miliar, pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton, pembelian resin ester 790,42 ton, pengadaan alat Light Weight Deflectometer (LWD) 33 unit, 4.700 unit Modular Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) senilai Rp 122,7 miliar, 250 unit Modular Ruspin (Rumah Unggul Sistem Panel Instan) senilai Rp 6,04 miliar, serta pembelian tandon air dan Biodegester.

Tambahan anggaran terkait PEN juga dialokasikan untuk program prioritas nasional sebesar Rp 188,3 miliar, serta pengembangan lumbung pangan (food estate) dan kawasan industri sebesar Rp 184,46 miliar.

Pengembangan food estate di lahan eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG) telah dimulai sejak akhir September 2020, dengan fokus rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi di Blok A Daerah Irigasi (DI) Dadahup sekitar 2.000 hektar. [FIK]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.