Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gus Menteri: Orang Tua Dulu Pakai Kebaya, Apapun Agamanya

Senin, 1 Maret 2021 15:31 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas menerima kedatangan Pendiri Yayasan Kebaya Warisan Indonesia (Kebaya Foundation) Tuti Roosdiono, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (01/3). (Foto: Kemenag)
Menag Yaqut Cholil Qoumas menerima kedatangan Pendiri Yayasan Kebaya Warisan Indonesia (Kebaya Foundation) Tuti Roosdiono, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (01/3). (Foto: Kemenag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerima kedatangan Pendiri Yayasan Kebaya Warisan Indonesia (Kebaya Foundation) Tuti Roosdiono, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (01/3) pagi. Yayasan ini bergerak dalam bidang pelestarian dan pengembangan kebaya sebagai warisan kebudayaan Indonesia. 

Menag menyambut baik ide pelestarian dan pengembangan kebaya. "Saya optimis Indonesia selalu dapat menunjukkan keindahan dari keberagaman yang dimiliki, salah satunya melalui kebaya. Kebaya merupakan identitas perempuan Indonesia yang sangat khas," kata Yaqut.

Gus Menteri, begitu ia biasa disapa, mengungkapkan dirinya memiliki kesan tersendiri terhadap kebaya. Busana khas perempuan Indonesia ini kerap membuatnya terkenang sang ibunda Nyai Muhsinah Cholil Bisri.

Baca juga : 21 Demonstran Tewas Ditembaki, AS Kutuk Aparat Keamanan Myanmar

"Saya masih mengalami masa-masa ibu saya memakai kebaya. Hampir setiap pagi menggulung stagen," kisah Gus Menteri yang juga didampingi sang istri Eny Yaqut. 

Gus Menteri pun masih mengingat dengan jelas, pada masa kecilnya saat berada di lingkungan Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, dia kerap melihat kebaya digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

"Siapa pun dia, dari kelas masyarakat mana pun dan apa pun agamanya, bisa mengenakan kebaya. Saya kira ini juga sesuai dengan semangat moderasi beragama yang diusung Kementerian Agama, di mana salah satu cirinya adalah menghargai kearifan lokal," ujar Gus Menteri.

Baca juga : Sandi Kan Belum Ngerjain Apa-apa

Menurut Menag kebaya menjadi identitas bangsa yang perlu terus dilestarikan. "Bahkan menariknya, kalau kita buka album-album lama, para ibu-ibu kita di Fatayat NU atau pun Aisyiah Muhammadiyah itu juga pakaiannnya ya kebaya," tandasnya. 

Sebelumnya, Tuti Roosdiono mengungkapkan kepada Menag, berangkat dari kecintaan dirinya serta beberapa kolega terhadap kebaya serta busana daerah di Indonesia, maka terbentuklah dua yayasan, yaitu Yayasan Kebaya Warisan Indonesia dan Yayasan Busana Daerah Warisan Indonesia. 

"Maksud dari yayasan-yayasan ini, kami ingin melestarikan serta mengembangkan kebaya dan busana daerah sebagai warisan Indonesia. Ke depan kami berharap bisa bekerja sama dengan Kemenag untuk memasyarakatkan kembali kebaya dan busana daerah ini," tutur Tuti. 

Baca juga : Ada Apa Dengan Puan

Misalnya, kata Tuti, dengan mengaktifkan penggunaan kebaya di pesantren-pesantren atau madrasah, atau mungkin di kegiatan bersama keagamaan.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Pelindung Kebaya Foundation Sidarto Danusubroto dan Triawan Munaf, para pegiat kebaya dan busana daerah Putri Kus Wisnu Wardani, Kartini Sjahrir, dan Liliana Hari Tanoesoedibjo. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.