Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Anak Muda Berperan Penting Tangani Stunting Yang Disebabkan Non Medis

Senin, 12 April 2021 21:37 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto/Ist
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Permasalahan stunting masih menjadi isu kompleks yang perlu ditangani secara komprehensif. Selain disebabkan karena masalah medis, stunting juga diakibatkan berbagai faktor permasalahan yang bersifat nonmedis.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto mengatakan, permasalahan stunting akibat nonmedis antara lain karena faktor ekonomi keluarga, kebersihan dan sanitasi.

"Di bidang kesehatan itu sudah jelas aksesnya ke mana-ke mana saja, tapi masalah-masalah nonintervensi yang sensitif mereka bisa memperoleh kehidupan yang layak itu yang sebetulnya sangat penting," ujar Agus saat acara Sosialisasi, Advokasi, dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (12/4).

Baca juga : Jangan Ributin Politik Terus, Perhatiin Tuh Korban Banjir

Agus menyatakan, pemuda memiliki peranan sangat penting di dalam upaya menangani permasalahan stunting, terutama diakibatkan nonmedis. Bukan sekadar untuk sosialisasi, melainkan internalisasi terhadap pemuda itu sendiri.

Internalisasi yang dimaksud, menurutnya, bagaimana pemuda mampu memahami dan menerapkan konsep pentingnya mencegah generasi masa depan Indonesia yang terlahir stunting.

"Karena sebetulnya pemuda inilah yang menjadi sasaran utama kita sekarang sampai nanti," tandasnya.

Baca juga : PBNU: Menyerang Institusi Negara Dengan Dalil Apapun Tak Dapat Dibenarkan

Sementara, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan pentingnya pengetahuan bagi calon ibu untuk dapat mencegah bayi lahir stunting. Hal itu dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"Pertumbuhan bayi di dalam kandungan itu paling penting di bulan pertama dan kedua. Bibit-bibit cacat itu bisa dimulai dari usia satu sampai dua bulan. Ini yang biasanya jarang diketahui oleh calon ibu," ucapnya.

Berdasarkan laporan Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini, prevalensi stunting di Kabupaten Sleman 7,24 persen atau sebanyak 4.014 dari total 55.479 bayi. Sementara di Kapanewon Godean 305 dari 3.383 bayo lahir stunting atau sekitar 9,02 persen.

Baca juga : Tenang, Bansos Tetap Diberikan

"Merencanakan kehamilan menjadi salah satu kunci mencegah generasi stunting. BKKBN mengajak seluruh pihak untuk ikut serta mensukseskan upaya penanganan stunting melalui program 1000 mitra kerja 1000 HPK," pungkas Hasto. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.