Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

41 Orang Meninggal Di NTT

Jangan Ributin Politik Terus, Perhatiin Tuh Korban Banjir

Senin, 5 April 2021 07:25 WIB
Kerusakan akibat banjir di Nusa Tenggara Timur. (Foto: Twitter @BNPB_Indonesia)
Kerusakan akibat banjir di Nusa Tenggara Timur. (Foto: Twitter @BNPB_Indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia kembali berduka. Saudara kita di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang dilanda banjir dan longsor. Puluhan orang meninggal. Dengan kondisi ini, para elite di Jakarta, diharapkan tidak terus meributkan politik. Alangkah baiknya jika mereka memerhatikan para korban banjir itu.

Di NTT, banjir bandang menerjang Kabupaten Flores dan Kabupaten Alor. Di Flores, banjir datang tiba-tiba dan begitu besar. Banjir menerjang pemukiman warga Desa Lamanele dan Waiburak pada Minggu dini hari kemarin. Sekitar 01.00 WITA. Saking besarnya, banyak rumah terseret. Banjir diperparah dengan adanya tanah longsor.

Banjir dan longsor ini diawali hujan deras sepanjang hari pada Jumat dan Sabtu. Akibatnya, debit air pun di Bendungan Benenain, Kabupaten Malaka meninggi, sehingga volume air berlebih dan meluap. Volume air yang cukup tinggi juga menyebabkan banjir di sejumlah jalan di Kupang. Salah satunya, air masuk ke Jalan Sikumana, menyebabkan jalan tersebut tidak bisa dilalui. Air cukup deras melimpah ke semua badan jalan.

Baca juga : Teroris Amerika Lebih Gila

Banjir di NTT juga merusak infrastruktur. Di antaranya, jembatan Benenain yang menghubungkan Besikama-Malaka putus. Jembatan dengan panjang lebih dari 30 meter itu, tak bisa dilalui sama sekali. Banjir ini menelan banyak korban.

Sampai kemarin sore, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 41 orang meninggal. "Saat ini, kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia (dalam pendataan), 9 orang luka-luka, 27 orang hilang, 49 KK terdampak (dalam pendataan)," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, kemarin.

Menurutnya, jumlah itu merupakan data pukul 17.30 WIB. Diperkirakan data akan terus bergerak seiring penanganan di lapangan.

Baca juga : Kilang Balongan Terbakar, Pertamina Tekor 400 Ribu Barel BBM

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan catatan soal kerugian materil. BNPB mencatat lima jembatan di Flores Timur putus akibat diterjang banjir bandang. Selain itu, puluhan rumah di Kecamatan Andora Barat terendam banjir, puluhan rumah di Kecamatan Ile tertimbun lumpur, dan sejumlah rumah hanyut tersapu banjir bandang. “Sekali lagi, data ini sangat dinamis dan juga kita verifikasi ulang dengan daerah," ujarnya.

Di Alor, banjir bandang melanda 3 desa, yakni Desa Tamakh, Desa Walai Selatan, dan Desa Malaitea. Badan SAR Nasional (Basarnas) melaporkan, ada 8 orang meninggal dalam bencana itu.

Di NTB, banjir melanda empat kecamatan Di Kabupaten Bima. Yaitu Kecamatan Madapangga, Kecamatan Bolo, Kecamatan Woha, dan Kecamatan Monta, Nusa Tenggara Barat. Banjir dikabarkan terjadi mulai Sabtu (3/4), pukul 15.00 (3/4) WITA. Tinggi mata air saat banjir dilaporkan berkisar 50-200 sentimeter. Akibat banjir ini, 2 orang dikabarkan meninggal.

Baca juga : Bantuan TNI AD Sangat Bermanfaat Bagi Korban Banjir Sulbar

Melihat hal ini, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo langsung bergerak. Tadi malam, dia terbang ke Flores Timur untuk memimpin langsung penanganan korban banjir.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.