Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasad, Menkes Dan BPOM Kompak Stop Uji Klinis Vaksin Nusantara

Senin, 19 April 2021 20:57 WIB
Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa (kedua kanan) menandatangani Nota Kesepahaman Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas terhadap Virus SARS-CoV-2, bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito di Mabesad, Jakarta, Senin (19/4). Disaksikan Menko PMK Muhadjir Effendy. (Foto: Antara)
Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa (kedua kanan) menandatangani Nota Kesepahaman Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas terhadap Virus SARS-CoV-2, bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito di Mabesad, Jakarta, Senin (19/4). Disaksikan Menko PMK Muhadjir Effendy. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito menandatangani Nota Kesepahaman Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas terhadap Virus SARS-CoV-2.

Penandatanganan yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy itu berlangsung di Mabesad, Jakarta, Senin (19/4).

Baca juga : TNI: Vaksin Nusantara Bukan Program Kami

Selain mempedomani kaidah penelitian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan, penelitian yang akan dilakukan di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto ini juga bersifat autologus, yang hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri. Sehingga, tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan izin edar.

Penelitian ini bukan merupakan kelanjutan dari uji klinis adaptif fase 1 vaksin, yang berasal dari sel dendritik autolog. Yang sebelumnya diinkubasi dengan Spike Protein Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-CoV-2), pada subjek yang tidak terinfeksi Covid-19, dan tidak terdapat antibodi anti SARS-CoV-2.

Baca juga : Kepala BPOM: Tak Ada Pilih Kasih, Vaksin Nusantara Mentok Di Persyaratan

"Uji klinis fase 1 yang sering disebut berbagai kalangan sebagai program vaksin Nusantara ini, masih harus merespon beberapa temuan BPOM yang bersifat critical dan major," demikian bunyi siaran pers Dinas Penerangan TNI AD (Dispenad). [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.