Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kasih Catatan Khusus
Jokowi Dukung Vaksin Nusantara Dan Merah Putih
Sabtu, 13 Maret 2021 06:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menyatakan dukungannya terhadap produksi vaksin Covid-19 dalam negeri. Tapi dia mengingatkan, pembuatan vaksin harus mengedepankan unsur kehati-hatian.
Jokowi menyebut, saat ini Indonesia tengah mengembangkan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara. Dia meminta semua pihak mendukung pembuatan vaksin ini.
Tapi Jokowi mengingatkan, untuk menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, pembuatan vaksin juga harus mengikuti kaidah-kaidah saintifik serta keilmuan. “Uji klinis harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku, terbuka, transparan serta melibatkan banyak ahli,” ujar Jokowi dalam tayangan video YouTube Sekretariat Presiden, kemarin.
Sejumlah syarat dan tahapan itu harus ditempuh agar proses pembuatan vaksin dapat dipertanggungjawabkan. Persyaratan dan tahapan ini penting dilakukan untuk membuktikan, proses pembuatan vaksin sangat mengedepankan unsur kehati-hatian dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. “Sehingga vaksin yang dihasilkan aman dan efektif penggunaannya,” imbuh eks Wali Kota Solo ini.
Baca juga : Pasar Tradisional Bikin Posko Tangguh Covid-19 Juga Dong
Jika semua tahapan ini berhasil dilalui, Jokowi yakin, Indonesia mampu mempercepat produksi dan memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri. Pemerintah selalu mendukung inovasi-inovasi yang dilakukan para inovator, apalagi dalam situasi pandemi.
Jokowi juga mendukung adanya penelitian dan pengembangan, baik itu obat maupun vaksin, agar terwujud kemandirian di bidang farmasi. “Sekaligus untuk percepatan akses ketersediaan vaksin di masa pandemi Covid-19 ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi beberapa catatan pada Vaksin Nusantara yang digagas Eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, yang membuat vaksin ini belum dapat lanjut ke tahap uji klinis kedua.
Salah satunya, adalah tidak konsistennya komite etik dan tempat uji klinis tahap pertama dilakukan. Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, komite etik yang mengawasi pengembangan vaksin dari sel dendritik itu ada di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Sedangkan uji klinis malah dilakukan di RSUP dr. Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga : Corona Jenis N439K Lebih Smart Dari B117
“Komite etik di tempat penelitian dilaksanakan haruslah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan uji klinik, terutama keselamatan subjek uji klinik penelitian,” ujar Penny saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (10/3).
Dia menambahkan, di awal tidak ada pembuktian bahwa tanggung jawab terhadap keselamatan subjek penelitian itu menjadi tanggung jawab komite etik Universitas Airlangga. Pemenuhan good clinical practice, tambah Penny, juga tidak dilaksanakan dalam penelitian Vaksin Nusantara.
Hal lain yang disoroti Penny yaitu data yang disampaikan tim peneliti Vaksin Nusantara ke BPOM mengenai uji klinis tahap pertama, yakni imunitas yang dihasilkan berbeda dengan yang dipaparkan saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR.
Penny mengatakan, sesuai dengan informasi yang pernah disampaikan, tim peneliti Vaksin Nusantara, pada tahap I, mereka melibatkan 27 relawan. Proses uji klinis tahap Idimulai pada 23 Desember 2020 hingga 6 Januari 2021.
Baca juga : Insya Allah, Shalat Tarawih Berjemaah Bisa Dilakukan
Tim peneliti di RSUP dr. Kariadi mengklaim, tidak ada efek samping serius dalam uji klinis tersebut. Mereka tidak bisa melanjutkan ke tahap uji klinis kedua sebelum diberikan restu dari BPOM.
“Tetapi kami harus betul-betul memastikan uji klinis benar-benar sesuai prosedur. Jadi, harus memenuhi kaidah good laboratory practice, good manufacturing practice, dan good clinical practice dari produk itu sendiri,” ujar Penny. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya