Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Genome Sequencing Digenjot

Provinsi Yang Sudah Laporkan Kasus VOC, Wajib Setor Sampel Rutin Minimal 10 Per Minggu

Senin, 10 Mei 2021 13:00 WIB
Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers yang disampaikan dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/5). (Sumber: YouTube)
Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers yang disampaikan dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/5). (Sumber: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengumumkan, Indonesia sudah mendeteksi 3 kemunculan virus yang relatif berbahaya versi Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau yang dikenal dengan sebutan variant of concern (VOC). Yaitu B117 London, B1351 Afrika Selatan, dan B1617 India.

Kasus varian baru itu terkonsentrasi cukup besar di Sumatera dan Kalimantan.

"Mutasi virus itu banyak datang dari Saudi Arabia, Afrika, India, dan Malaysia," kata BGS dalam keterangan pers virtual yang disampaikan dari Istana Kepresidenan Jakarta via kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/5).

Baca juga : Ini 10 Provinsi Dengan Jumlah Kasus Stunting Tertinggi

Untuk kasus varian Inggris, tercatat 13 kasus dengan pengambilan sampel pertama pada 5 Januari 2021. Kasus tersebut beredar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali.

Sementara mutasi Afrika Selatan, hanya terdeteksi 1 sel hanya ada 1 di Bali, dengan tanggal pengambilan sampel 25 Januari 2021.

Sedangkan 10 kasus varian India, dengan tanggal pengambilan sampel pertama pada 7 Januari 2021, banyak dijumpai di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah.

Baca juga : Boyolali Siap Amankan Pasokan Sayuran Selama Ramadan dan Lebaran

Terkait hal tersebut, BGS meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer).

"Itu adalah cara yang paling baik, untuk mencegah penularan virus mutasi baru. Selain itu, kita juga harus menguatkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Red) Mikro, sebagai cara yang paling ampuh mengontrol penularan," tegas BGS.

"Kementerian Kesehatan akan melakukan genome sequencing secara lebih rapat, di daerah-daerah yang sudah kita lihat ada mutasi baru, agar bisa termonitor penyebarannya. Sehingga, bisa melakukan langkah karantina dengan cepat. Supaya tidak mudah menyebar" lanjutnya.

Baca juga : Jelang Lebaran, Kementan Awasi Keamanan Dan Stok Daging

Dalam upaya meningkatkan surveilans genomik SARS-CoV-2, Kementerian Kesehatan mewajibkan setiap provinsi untuk melakukan pengambilan sampel rutin dalam rangka whole genome sequencing, minimal 5 sampel per minggu.

Khusus provinsi yang telah melaporkan kemunculan kasus VOC, sampel rutin minimal 10 per minggu.

Dalam pengaturan distribusi sampel untuk sequencing, Jawa Timur diarahkan ke ITD Unair, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ke UGM, bali dan DKI ke LBM Eijkman, Jawa Barat ke Labkesda Jabar/Unpad, Banten ke LIPI, Papua dan Indonesia Timur ke Balai Litbang Papua, DKI Jakarta ke FKUI, wilayah lain ke Badan Balitbangkes. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.