Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Redam Lonjakan Covid, Satgas Minta Masyarakat Tak Berkerumun dan Bepergian

Kamis, 20 Mei 2021 17:18 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi, dalam diskusi bertajuk Terus Kencangkan Protokol Kesehatan yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5). (Foto: Youtube)
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi, dalam diskusi bertajuk Terus Kencangkan Protokol Kesehatan yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5). (Foto: Youtube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi meminta masyarakat tak berkerumun dan bepergian untuk mencegah lonjakan virus Corona (Covid-19).

Sonny menyebut, meningkatnya aktivitas perjalanan akan menciptakan kerumunan. Selain itu, kepatuhan protokol 3M yang meliputi memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, akan turut berkurang.

"Inilah yang memicu lonjakan kasus. Lalu saat terjadi lonjakan kasus, beban pada pelayanan kesehatan juga ikut meningkat," terangnya dalam diskusi 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan' yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (20/5).

Sonny mengatakan, pemerintah telah melarang mudik dan mengetatkan aktivitas masyarakat ke luar kota. Sejauh ini, kata dia, jumlah penumpang yang menggunakan transportasi darat maupun udara turun hingga di atas 50 persen.

"Transportasi baik angkutan laut, udara, bahkan angkutan darat lalu lintasnya turun 93 persen. Angkutan udara pun turun 70 persen. Esensi pelarangan mudik itu adalah agar masyarakat jangan melakukan perjalanan pada tanggal berapapun," terangnya.

Baca juga : Bebas Covid, Suasana Lebaran di Selandia Baru Meriah dan Mewah

Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G. Partakusuma khawatir, apabila masyarakat tak patuh terhadap larangan mudik pasien Covid-19 yang dirawat di RS akan datang secara bersamaan dengan jumlah yang besar.

"Kalau sampai 7-8 ribu pasien dirawat bersamaan, maka RS akan sangat kewalahan sehingga tidak bisa membantu dengan maksimal," ujar Lia.

Tidak hanya itu, kata Lia, jumlah tenaga kesehatan juga dikhawatirkan tidak mencukupi apabila jumlah pasien yang dirawat di RS meningkat secara bersamaan.

"SDM di ICU harus khusus, belum lagi apabila jumlah penularan tinggi, maka SDM kita akan mudah tertular seperti awal tahun yang lalu, banyak tenaga kesehatan kita tertular Covid-19," imbuhnya.

Saat ini kondisi keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) secara nasional kurang dari 30 persen. Namun, sudah ada beberapa provinsi yang menunjukkan peningkatan BOR cukup signifikan.

Baca juga : Kasus Covid-19 Melandai Masyarakat Jangan Santai

"Aceh dan Sulawesi Barat BOR-nya kini sudah di atas 50 persen. Ada juga beberapa provinsi yang BOR-nya mencapai 25-50 persen seperti Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Riau. Lalu yang peningkatannya 10-24 persen ada di Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kep. Riau, Jawa Tengah, dan Jambi," beber Lia.

Guru Besar FKUI Soedjatmiko mengimbau pemerintah membatasi kerumunan di manapun, baik pemudik maupun yang tidak mudik. Menurutnya, warga yang tak mudik sebaiknya juga jangan berkerumun di pusat perbelanjaan, apalagi di tempat wisata.

"Jangan sampai saudara kita tertular Covid-19 hingga bergejala berat dan masuk rumah sakit," imbau Soedjatmiko.

Mengutip data Satgas Covid-19, Soedjatmiko menyebutkan bahwa dari 6-7 orang yang berkerumun ada 1 orang yang positif Covid-19.

"Apalagi dalam kerumunan itu kecenderungan mengabaikan protokol kesehatan juga tinggi, seperti memakai masker tidak benar, bahkan tidak memakai masker sama sekali," tegasnya.

Baca juga : Ini Strategi Pemerintah Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Aturan pelarangan mudik tahun ini pun mampu menekan keinginan masyarakat untuk pulang ke kampung halaman.

Penelitian litbang Satgas Covid-19 menunjukkan sebelumnya masyarakat yang ingin melakukan mudik sebesar 33 persen, turun menjadi 11 persen setelah diberlakukan aturan pelarangan mudik. Bahkan setelah sosialisasi terus menerus dilakukan, keinginan untuk mudik turun menjadi 7 persen. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.