Dark/Light Mode

KKP Pede Indonesia Jadi Pemain Utama Rumput Laut

Rabu, 16 Juni 2021 19:12 WIB
Nelayan tradisional tengah memanen rumput laut. (Foto: Ilustrasi/Ist)
Nelayan tradisional tengah memanen rumput laut. (Foto: Ilustrasi/Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak masyarakat dan pelaku usaha menggali potensi yang ada di dalam komoditas rumput laut.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti mengatakan, rumput laut merupakan komoditas melimpah di kawasan perairan Indonesia. Luas wilayah habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektare atau terbesar di dunia.

"Bahkan, jumlah rumput laut diperkirakan mencapai 8,6 persen dari total biota di laut," katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (16/6).

Baca juga : OJK Pastikan Indonesia Garap Peluang Keuangan Berkelanjutan

Berdasarkan data Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kata Artati, saat ini Indonesia memiliki kekayaan makroalga sebanyak 89 suku (familia), 268 marga (genus) dan 911 jenis (species).

Dari sekian jenis, rumput laut dari kelas alga merah (Rhodophyta) menempati urutan terbanyak dari jumlah jenis yang tumbuh di perairan laut Indonesia yaitu sekitar 564 jenis. Disusul alga hijau (Chlorophyta) sekitar 201 jenis dan alga coklat (Ochrophyta) sekitar 146.

"Keberlimpahan sumber daya hayati rumput laut ini tentunya merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta menjadi sumber pangan dan gizi nasional," ujarnya.

Baca juga : Bamsoet Gelar Turnamen Indonesia Master, Pemanasan Piala Dunia Catur

Artati menegaskan, butuh riset dan inovasi. Karena aspek tersebut adalah kunci peningkatan daya saing di pasar global. Untuk itu, penting sinergi antara inovasi dan industri agar komersialisasi hasil riset dan inovasi rumput laut dan dapat terwujud.

KKP optimistis Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri rumput laut dunia. Apalagi, proyeksi permintaan rumput laut negara-negara Asia Pasifik sebagai pasar terbesar, mencapai 23,04 milliar dolar AS di tahun 2027.

Ia menilai, ponjakan permintaan itu karena meningkatnya permintaan di industri pangan, pakan, obat-obatan dan kosmetik. "Pasar menurut Fortune Business Insights akan terus tumbuh dengan meningkatnya permintaan dan produksi dari negara-negara seperti China, Korea Selatan, India dan Jepang, termasuk Indonesia untuk bahan pangan, kosmetik, farmasi, bahan perekat dan gel," jelasnya.

Baca juga : Bangkitkan Ekonomi, ARLI Ajak Bali Kembangkan Rumput Laut

Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP KKP, Machmud mengatakan, pemanfaatan rumput laut untuk konsumsi manusia menyumbang lebih dari 77 persen dari keseluruhan pangsa pasar global. Khusus untuk pasar Amerika Serikat, Machmud menyebut nilai industri rumput laut sebesar 311,4 juta dolar AS pada tahun 2019. Jumlah ini diperkirakan berkembang pesat dengan meningkatnya pemanfaatan untuk industri farmasi. 

Selain itu, kebutuhan rumput laut merah pada 2020-2027 diprediksi akan tumbuh 9,2 persen dengan  produk utama semi-olahan dan olahan, khususnya karaginan.  "Permintaan pasar rumput laut di AS didominasi oleh jenis merah, diikuti oleh cokelat dan hijau," ucapnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.