Dark/Light Mode

Kementan Dukung UMKM, KWT Sumenep Jual Bawang Olahan Rp 200 Ribu Per Kg

Selasa, 29 Juni 2021 18:30 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memamerkan hasil bawang olahan Kelompok Wanita Tani Sumenep di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (25/6)/Ist
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto memamerkan hasil bawang olahan Kelompok Wanita Tani Sumenep di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (25/6)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura terus mendorong bangkitnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk olahan bawang dan cabe, terutama saat produksi melimpah guna menjaga nilai dua komoditas tersebut. 

Ketika melakukan kunjungan ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Tumpeng di Desa Mandala Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (25/6), Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto melihat langsung sistem pengolahan bawang. 

“Iya betul, Pak Menteri menginginkan adanya solusi saat produksi melimpah, dan kami diperintahkan untuk selalu berada di lapangan, bersama petani dan berinovasi untuk mewujudkan petani yang mandiri", paparnya. 

Tingkat penjualan olahan bawang merah memang mengalami penurunan di era pandemi Covid-19. Hal ini karena adanya pembatasan orang berkumpul di tempat keramaian, sehingga orang-orang lebih memilih di rumah.

Mengantisipasi penurunan pemasaran lokal ini, kelompok wanita tani tersebut kembali mengatur strategi dengan berinovasi menghadirkan beberapa varian rasa, seperti rasa keju dan original yang diharapkan dapat diterima semua kalangan. 

Baca juga : Kemendagri Dukung BNPT Laksanakan REN PE 2020-2024

Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mandala dan KWT Putri Tumpeng ini telah mendapatkan bantuan sarana pengolahan bawang berupa vacum frying, spinner, pemotong bawang, continuous seluler. 

Penerapan program Kementan yang ingin menjadikan UMKM memiliki nilai tambah dan daya saing telah diwujudkan secara nyata dengan penyerahan bantuan APBN.

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto juga mengingatkan kepada kelompok tani dan KWT penerima bantuan untuk merawat dan menjaga serta menggunakan bantuan tersebut sebaik-baiknya. 

“Bantuan ini adalah aset negara, harus dimanfaatkan dengan baik, harus dirawat, jadi tentunya kita akan evaluasi betul, kalau tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan dipindahkan ke kelompok yang lebih membutuhkan, daripada mangkrak, kan sayang,” ujar Prihasto. 

Tahun 2021, kedua kelompok ini (KWT Melati Mandala dan KWT Putri Tumpeng) sudah mendapatkan bantuan prasarana pengolahan berupa bangunan rumah olahan sebagai pengutuhan UMKM. 

Baca juga : Kemenperin Dukung IKM Tekstil Bangkit Tingkatkan Kinerja Dan Penjualan

Diharapkan, ke depannya bantuan alat pengolahan ini dapat ditempatkan pada rumah yang hygienis agar sesuai dengan kaidah Good Manufacturing Practices (GMP).

Untuk mendapatkan 25 kg bawang goreng, para kelompok tani ini harus mengolah 100 kg bawang segar. Harga bawang merah goreng rata-rata dibandrol Rp 20 ribu per 100 gram, sehingga 1 kg bawang goreng seharga Rp 200 ribu. 

Ketua KWT Melati Mandala Endang tak menampik, mengolah produk Hortikultura ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan umur simpan bawang, sehingga tidak mudah rusak selama pendistribusian. 

“Pemasarannya direct selling, door to door dan berjualan melalui e-commerce, karena ini salah satu strategi untuk menyiasati turunnya permintaan selama masa pandemi,” bebernya. 

Lain halnya dengan Ketua KWT Putri Tumpeng Holilah, yang justru mengapresiasi kinerja menteri pertanian, karena kinerjanya langsung dirasakan oleh petani di desa. 

Baca juga : Jatah Bansos Yang Ditilep Juliari Bukan Rp 10 Ribu, Tapi Rp 11 Ribu Per Paket

“Saya angkat jempol untuk Pak Mentan, banyak sekali bantuan yang kami terima, itu semua paket lengkap. Pokoknya kami itu hanya modal semangat saja. Ini baru saja Pak Dirjen Hortikultura datang melihat langsung dan berdiskusi dengan para KWT. Semoga sehat selalu ya buat Pak Mentan dan Pak Dirjen,” tutupnya.

Sebagai informasi, Kementan fokus menggenjot produksi subsektor hortikultura. Pasalnya, komoditas ini ditengarai sangat berpengaruh pada inflasi. Fluktuasi harga cabe dan bawang merah memang sering terjadi. Namun demikian, jika produksi melimpah, harga cabe dan bawang seringkali anjlok. 

Hal ini yang mendasari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto untuk segera mendorong bangkitnya UMKM untuk olahan bawang dan cabe di tengah masyarakat. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.