Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Naskah Nusantara Identitas Bangsa, Pengolahannya Tak Bisa Ditawar

Rabu, 25 Agustus 2021 19:56 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menegaskan, kebijakan pengolahan Naskah Nusantara menjadi prioritas tidak bisa ditawar. Sebab, eksistensi bangsa Indonesia tak lepas dari keberadaan Naskah Nusantara. Naskah Nusantara juga memperkuat keberadaan perpustakaan sebagai institusi peradaban yang merupakan jembatan ilmu pengetahuan masa lampau, kini, dan akan datang.

"Kalau toko buku hanya menjual buku yang terbit tahun ini atau paling lama buku yang terbit tiga tahun. Sedangkan perpustakaan, esensinya di sana akan menyimpan karya bangsa yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu," ujarnya, dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara 18 dengan tema “Naskah Nusantara: Identitas, Kebangsaan dan Literasi Budaya”, yang diselenggarakan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) bekerja sama dengan Perpusnas secara daring, Rabu (25/8).

Baca juga : Akrab Dengan Simpanse, Wanita Ditegur Pengelola Kebun Binatang

Menurutnya, para sejarawan seharusnya menghadirkan Naskah Nusantara dalam bentuk yang kontekstual dan sesuai dengan momentum. Pasalnya, Naskah Nusantara memiliki dua sisi yang penuh makna, yakni sebagai identitas kebangsaan dan simbol kemajuan bangsa.

"Saya berharap, melalui Manassa, Indonesia dapat menunjukkan kelasnya pada dunia tentang kejayaan-kejayaan yang pernah dicapai sejak awal masehi. Bahkan jauh sebelum masehi, bisa kita tunjukkan," lanjutnya.

Baca juga : Kadin Pantau Kelancaran Arus Barang Dan Pembiayaan Ekspor

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpusnas bertanggung jawab melestarikan dan mendayagunakan manuskrip sebagai kekayaan bangsa. Dalam upaya pengelolaan Naskah Nusantara, pada 2019, Perpusnas meluncurkan laman Khazanah Pustaka Nusantara (Khastara). Ke depan, lanjut Syarif Bando, pengelolaan Naskah Nusantara akan terus dikembangkan.

Guru Besar Filolog Universitas Hasanuddin Prof Nurhayati Rahman mengatakan, dalam buku berjudul “The Writing System of The World” disebutkan bahwa penemuan tulisan adalah pencapaian tertinggi dalam kebudayaan dan peradaban manusia. Karena itu, bangsa Indonesia harus bangga memiliki tradisi literasi. Ini terlihat dari berbagai macam naskah yang ada di Indonesia.

Baca juga : Bahagia Itu Ketika Anak Mulai Sekolah Tatap Muka

"Melalui naskah itulah kita dapat melacak seperti apakah geliat intelektual masa lalu. Dan ternyata, kita bukanlah bangsa yang buta literasi," ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.