Dark/Light Mode

Naskah Nusantara Identitas Bangsa, Pengolahannya Tak Bisa Ditawar

Rabu, 25 Agustus 2021 19:56 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

 Sebelumnya 
Nurhayati mengatakan, pada umumnya suku-suku di Indonesia memiliki peninggalan tertulis. "Dari naskah itu pula saya paham bahwa ternyata Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dihubungkan melalui perahu-perahu yang menjadi jembatannya dan menjadi sumber pemersatu melalui naskah-naskah ini," jelasnya.

Perempuan yang banyak terlibat dalam penerjemahan naskah I La Galigo itu mengatakan, mempelajari naskah berarti mengadopsi nilai-nilai yang terkandung ke dalam kehidupan. Seperti halnya keberanian orang Bugis bisa diimplementasikan dalam keberanian mengambil keputusan. Sedangkan kelembutan orang Jawa bisa digunakan untuk negosiasi politik.

Baca juga : Akrab Dengan Simpanse, Wanita Ditegur Pengelola Kebun Binatang

"Saya pikir naskah yang ada di Nusantara ini harus dipelihara karena naskah menjadi berbagai macam informasi di Indonesia," sebutnya.

Ketua Umum Manassa Munawar Holil menyampaikan kajian Naskah Nusantara cukup luas, mencakup berbagai aspek kehidupan seperti pengobatan, sejarah sosial, kehidupan politik, perkembangan keagamaan, budaya lokal, adat istiadat, dan lainnya. Dosen Universitas Indonesia ini menambahkan, hal tersebut menunjukkan potensi kajian yang dilakukan aktivis dan peneliti Manassa sangat strategis bagi kehidupan berbangsa dan berbudaya.

Baca juga : Kadin Pantau Kelancaran Arus Barang Dan Pembiayaan Ekspor

“Meluasnya kajian pernaskahan Nusantara dalam berbagai bidang tersebut, sedikit banyak Manassa dapat memberikan sumbangsih dalam menyikapi problematika terkini baik dalam bidang kemanusiaan, kebangsaan, maupun kebudayaan nasional,” jelasnya.

Manassa merupakan organisasi profesi yang menghimpun ahli pernaskahan di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 5 Juli 1996 oleh para sarjana filologi dan peminat kajian naskah kuno Nusantara di Indonesia. Tahun ini, Manassa menginjak usia 25 tahun. Untuk itu, Manassa menggelar Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara ke-18 yang diselenggarakan secara daring pada 25-26 Agustus 2021. Simposium yang diselenggarakan setiap dua tahun tersebut dihadiri para filolog, penggiat, dan pemerhati naskah kuno Nusantara, baik dari dalam maupun luar negeri. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.