Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
KKP Lirik Peluang Wisata Budaya Paus Sperma Di Papua
Minggu, 5 September 2021 15:54 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kawasan Konservasi Daerah Raja Ampat, Papua Barat, menjajaki wisata budaya paus sperma.
Tujuan wisata untuk edukasi dan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Kampung Arborek. Langkah ini menyusul terjadinya peristiwa mamalia laut terdampar di wilayah tersebut. Belum lama ini, KKP mengaku telah menangani mamalia laut terdampar dari jenis paus sperma di depan Pulau Gam.
Baca juga : Liga 1, Elang Jawa Kagak Jiper Ketemu Persija
Arus membuat paus sperma bergeser hingga ke perairan Pulau Arborek, yang merupakan Kawasan Konservasi Daerah (KKD) Raja Ampat.
“Setelah menangani mamalia laut bersama aparat setempat dan warga Kampung Arborek, muncul keinginan untuk memanfaatkan bangkai paus sebagai sarana edukasi dan memberikan daya tarik bagi wisatawan,” ujar Kepala LPSPL Sorong Santoso Budi Widiarto dalam rilis KKP, Minggu (5/9).
Baca juga : Biden: Misi AS Tidak Jelas Di Afghanistan
Lebih lanjut, dia mengungkapkan pemilihan lokasi dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan warga. Sehingga, pihaknya memilih lokasi yang jauh dari pemukiman dan aktivitas warga. Adapun paus akan terurai dalam waktu sekitar 8 bulan.
LPSPL Sorong telah melakukan penanganan terhadap mamalia laut terdampar sebanyak 40 kasus selama pandemi covid-19 atau sejak 2 tahun terakhir.
Baca juga : Kapolri Ingatkan Prokes Pada Perhelatan PON XX Di Papua
Sedangkan, di wilayah Papua Barat terjadi sebanyak 11 kasus mamalia laut terdampar. Dari sejumlah kasus tersebut, 16 kasus ditangani secara langsung oleh LPSPL Sorong. Sementara, 24 kasus ditangani dengan melibatkan pemerintah daerah, pengelola kawasan konservasi, mitra pemerintah dan masyarakat secara langsung.
"Dalam 5 tahun terakhir, lebih dari 700 orang dilatih di wilayah kerja LPSPL Sorong. Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra pemerintah melalui program Sea Project,” jelas Santoso. [EFI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya