Dark/Light Mode

Jelang Konferensi Iklim COP 26 Glasgow

Menteri LHK Dan ESDM Bawa 4 Wamen Diskusi Bareng Patricia Espinosa

Sabtu, 11 September 2021 22:06 WIB
Diskusi Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa dengan Delegasi RI: 2 Menteri, 4 Wakil Menteri dan 2 Dubes RI, Jelang Konferensi Iklim COP 26 Glasgow, Jumat (10/9). (Foto: Ist)
Diskusi Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa dengan Delegasi RI: 2 Menteri, 4 Wakil Menteri dan 2 Dubes RI, Jelang Konferensi Iklim COP 26 Glasgow, Jumat (10/9). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Delegasi Indonesia terdiri dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya serta Menteri ESDM Arifin Tasrif beserta 4 wakil menteri berdiskusi dengan Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Patricia Espinosa, Jumat (10/9).

Diskusi yang juga dihadiri para direktur dan adviser senior UNFCCC ini membahas penyelenggaraan Conference of the Parties (COP) ke 26 di Glasgow, Inggris 31 Oktober hingga 12 November 2021. Konferensi ini akan membahas tentang skenario, isu utama dan krusial tentang perubahan iklim dan harapan kepada negara anggota di dunia.

Selain itu, juga memaparkan kemajuan agenda dan aksi perubahan iklim di Indonesia dalam agenda lintas  kementerian yang solid di bwah kepemimpinan Presiden Jokowi, yang memberikan atensi besar mengenai agenda GREEN dalam membangun Indonesia.

Baca juga : Kunker Ke Riau, Menteri LHK Rapat Maraton Di Lapangan

Delegasi Indonesia mengapresiasi kerja keras tim Sekretariat UNFCCC yang tengah mempersiapkan gelaran COP 26 ini. Indonesia, sangat serius mempersiapkan diri menjelang keikutsertannya pada COP 26.

Hal ini dibuktikan pada pertemuan kali ini. Selain Menteri Siti hadir pula Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Wakil Menteri Keuangan Suahazil Nazara, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansyuri, Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arief Havas Oegroseno, Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, dan juga National Focal Point Indonesia untuk UNFCCC Laksmi Dhewanti, juga para Dirjen dan Kepala Badan serta direktur dari empat kementerian tersebut.

Menteri Siti menjelaskan, secara umum ekspektasi Indonesia terhadap penyelenggaran COP 26 cukup beaar. Indonesia berharap terselesaikannya Paris Rule Book melalui adopsi keputusan yang substansial, yaitu artikel 6 Perjanjian Paris. Indonesia juga memiliki harapan substansi negosiasi, di mana Indonesia menginginkan agar kepentingan nasionalnya diakomodasi, seperti Kerangka Waktu Umum untuk Nationally Determined Contributions (NDC), Transparansi atau Masalah Metodologi berdasarkan Perjanjian Paris, Kerugian dan Kerusakan, Tujuan Global untuk Adaptasi, dan Aspek Pendanaan.

Baca juga : Sandiaga Kembangkan Ekowisata Pada Destinasi Pariwisata Prioritas

Indonesia terus mendukung semangat menjaga kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celcius, serta implementasi menuju net-zero emisi atau nol emisi dengan memperhatikan prinsip-prinsip tanggung jawab umum yang berbeda sesuai kemampuan masing-masing negara (CBDR-RC). Menteri Siti juga mengungkapkan target NDC Indonesia yang cukup ambisius dibuktikan dengan kerja lapangan sebagai implementasi.

Dia menekankan tentang penyebutan target penurunan emisi 29 persen hingga 41 persen yang harus dibaca secara berbeda. Meskipun masih dalam notasi angka target yang sama. Rumusan itu mengandung arti political will yang ingin ditegaskan olehnya.

Dipaparkan Siti, data Update NDC (UNDC) untuk penurunan emisi  harus dibaca dengan target 41 persen dalam kerja keras implementasi, perkuat upaya adaptasi sekuat mitigasi dan perluas obyek baru dengan sasaran obyek ke marine ecosystem terutama mangrove dan terumbu karang, dukungan blue carbon serta dukungan kerjasama, finansial dan teknologi termasuk dengan dunia usaha.

Baca juga : Jelang Imlek, Gus Menteri Nostalgia Berburu Angpao Bareng Santri

"Penurunan emisi terbesar ditargetkan dari sektor kehutanan dan land use, serta sektor energi," ungkapnya.

Pada sektor hutan dan land use, ditegaskan Menteri Siti tentang Agenda khusus FoLU Netsink 2030 atas pertimbangan dan perumusan teknis yang rinci dan matang. Pertimbangan kunci agenda netral karbon sektor hutan dimaksud setelah pengalaman nyata Indonesia berdasarkan pada scientific sense dan pengalaman atau bukti lapangan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.