Dark/Light Mode

Prediksi Mendag, Nilai Produk Pangan Online Tembus Rp 21 Triliun

Jumat, 17 September 2021 20:24 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Ist)
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi punya hitungan sendiri soal produk pangan segar yang dijual secara online. Prediksinya, nilai perdagangan di sektor ini bisa tembus Rp 21 triliun.

Alasan Lutfi sangat masuk akal. Yakni, sudah banyak pihak yang tengah berupaya bersinergi untuk memberikan wadah para pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi digital.

"Jika ini terealisasi, maka nilainya akan naik dari posisi tahun lalu yang sebesar Rp 18 triliun," katanya dalam konferensi pers Kinerja Perdagangan Agustus 2021, Jumat (17/9).

Baca juga : Masih Mendominasi, Ekspor Industri Pengolahan Tembus Rp 1.579 T

Ia memprediksi, nilai produk pangan yang dijual di toko online akan terus meningkat. Bahkan nilainya diprediksi tembus lebih dari Rp 180 triliun dalam lima tahun ke depan. Ini menunjukkan porsi penjualan pangan melalui marketplace, walaupun masih kecil tetapi pertumbuhannya sangat cepat.

Lutfi juga yakin, kekuatan ekonomi digital dapat mengatasi masalah kesenjangan sosial. Dengan demikian, semua pihak memiliki peluang yang sama untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang ada.

Sehingga tak ada lagi tembok pembatas bagi pelaku usaha yang hendak memasarkan produknya ke pasar internasional.

Baca juga : Pengusaha Bioskop Tekor Rp 1 Triliun Selama Covid

"Ekonomi digital dapat mengikis kesenjangan sosial di masyarakat. Aplikasi berbasis teknologi harus berbasis inovasi agar dapat bersaing. Sehingga, kami bisa memuliakan petani dan pedagang, serta mewujudkan Indonesia yang tumbuh dan tangguh," paparnya.

Lutfi juga menuturkan rantai dingin dalam perdagangan saat ini sebuah keniscayaan. Tahun lalu, kapasitas rantai dingin produk pangan di Indonesia baru tersedia 1,73 juta ton dengan 10 ribu unit fasilitas pendingin, atau kurang dari 7 persen jika dilihat dari total produk potensial yang dilayani rantai dingin.

"Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan peningkatan kebutuhan fasilitas rantai dingin untuk pangan hingga 16 persen per tahun. Bahkan, pada industri farmasi peningkatannya mencapai 115 persen," terang Mendag.

Baca juga : Ekspor Industri Hasil Tembakau Tembus Rp 12 T

Dia memperkirakan pasar rantai dingin global tumbuh dari 212,24 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 239,67 miliar dolar AS pada tahun ini. Selain itu, pasar rantai dingin global juga akan tembus lebih dari 344,51 miliar dolar AS pada 2025 mendatang. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.