Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kongres Kebangsaan MPR
Jokowi Tegaskan Pentingnya Penguatan Kebangsaan
Kamis, 28 Oktober 2021 19:40 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dengan turut serta dalam 'Kongres Kebangsaan' yang mengusung tema besar 'Ikhtiar Memperadabkan Bangsa'. Kongres ini diselenggarakan MPR bekerja sama dengan Aliansi Kebangsaan dan Forum Rektor Indonesia, serta didukung Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan Kompas.
"Saya berharap Kongres Kebangsaan dapat melakukan refleksi mendalam tentang dunia masa kini dan yang akan datang. Serta menghasilkan rekomendasi besar bagi penguatan kebangsaan. Lebih penting lagi, bisa memberikan rekomendasi langkah-langkah perbaikan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kehidupan kebangsaan kita kedepan," ujar Jokowi, saat memberikan sambutan pembuka secara virtual, Kamis (28/10/21).
Turut hadir para Wakil Ketua MPR antara lain Syarief Hasan, Arsul Sani, dan Hidayat Nur Wahid. Hadir pula Ketua Kelompok DPD Tamsil Linrung, Ketua Umum Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Ketua Forum Rektor Indonesia Prof Panut Mulyono, Ketua Umum AIPI Alfitra Salam, Pakar Aliansi Kebangsaan Yuddy Latief, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod, Ketua PPAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnarki, serta para pendiri dan tokoh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) antara lain Abdul Latief, Jan Darmadi, dan Maher Algadri.
Baca juga : Jokowi Tegaskan Pentingnya Kerja Sama Kesehatan ASEAN-India
Jokowi menjelaskan, Sumpah Pemuda mengingatkan betapa pentingnya kata Satu; Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia. Hal tersebut menjadi kata kunci terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Walaupun ada lebih dari 270 juta penduduk, seluruhnya tetap satu kesatuan. Ada individu dengan segala kebebasannya, tetapi juga ada kepentingan bersama dengan segala konsensus dan konsekuensinya.
Jokowi menegaskan, komitmen terhadap kebebasan individu dijamin konstitusi. Tetapi, menjadi Indonesia Incorporated, menjadi bangsa yang bersatu kekuatannya, merupakan syarat utama memenangkan persaingan global. Karena landscape ekonomi global saat ini penuh dengan disrupsi dan kompetisi. Setelah Revolusi 4.0, dalam dua tahun ini disrupsi dipertegas dengan kehadiran pandemi Covid-19, yang juga mengajarkan tentang posisi kita sebagai makhluk sosial.
“Solusi keluar dari pandemi bukanlah solusi individual, melainkan solusi bersama. Pandemi juga mengajarkan moralitas dan etika tentang keseimbangan kebebasan individu dan stabilitas sosial serta kepentingan bersama," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Baca juga : LPDB-KUMKM Bakal Tindak Tegas Oknum Pinjaman Koperasi Yang Catut Namanya
Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menerangkan, Kongres Kebangsaan diselenggarakan untuk menggugah kesadaran kolektif tentang persoalan-persoalan mendasar dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Serta menggalang tanggung jawab intelektual untuk turut memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha transformasi sosial.
"Pada akhirnya akan menawarkan peta jalan pembangunan sebagai masukan rekomendasi kebijakan bagi penyusunan sistem perencanaan pembangunan nasional, serta menjadi ruang konsensus bersama berbagai entitas dalam pergumulan Indonesia yang bhinneka, dalam upaya membangun peradaban Pancasila," terangnya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, pelaksanaan Kongres Kebangsaan sengaja dilakukan bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda. Mengingat momentum Sumpah Pemuda adalah ikrar kebangsaan yang mendobrak sekat-sekat primordialisme. Menuntut kesadaran kolektif, bahwa di tengah kemajemukan sebagai sebuah bangsa, satu-satunya cara untuk dapat bertahan dari pusaran peradaban dan dinamika zaman, adalah dengan mentransformasikan setiap diri sebagai bagian dari satu ke-Indonesiaan.
Baca juga : Panglima TNI Hadi Terima Tanda Penghormatan Dari Australia
"Sebagaimana pandangan Bung Karno, bahwa frase dari Sabang sampai Merauke bukanlah rangkaian kata- kata yang sekedar mempresentasikan entitas geografi, melainkan satu entitas kebangsaan, satu entitas kenegaraan, satu kesatuan tekad, satu kesatuan ideologi, dan satu kesatuan cita-cita sosial yang hidup dalam gelora semangat kebangsaan dalam membangun peradaban," pungkas Bamsoet. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya