Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

AS Akui Covid-19 Di Sini Rendah, Tapi Kita Jangan Terlena

Rabu, 3 November 2021 14:29 WIB
Menkominfo Johnny G Plate (Foto: Istimewa)
Menkominfo Johnny G Plate (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rendahnya kasus Covid-19 Indonesia saat ini sudah diakui dunia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menetapkan, Indonesia sebagai negara dengan tingkat penularan Covid-19 rendah atau Level 1, Senin (25/10).

"Penetapan ini merupakan motivasi yang memberikan semangat baru bagi Indonesia agar lekas bebas dari pandemi Covid-19," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, Rabu (3/11).

Johnny tetap mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan penetapan status tersebut. Masyarakat harus tetap waspada. Sebab, ancaman gelombang ketiga dan varian baru virus Corona masih terus mengintai.

Baca juga : Penurunan Covid-19 Di ASEAN, Momentum Bangkit Bersama

"Masyarakat, baik yang berada di Indonesia maupun yang hendak masuk ke Indonesia, wajib tetap disiplin protokol kesehatan dan mematuhi setiap kebijakan Pemerintah. Tidak ada toleransi bagi pihak yang melanggar ketentuan," tegasnya.

Epidemiolog Kamaluddin Latief mengatakan menyatakan hal serupa. Menurutnya, status tersebut menjadi kabar gembira karena akan berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk kesempatan travelling atau berlangsungnya aktivitas skala internasional.

Namun, dia mengingatkan bahwa hal ini tidak boleh membuat masyarakat lengah. Kewaspadaan, kedisiplinan, dan harus terus dipertahankan agar tren positif dapat terus terjaga. "Yang harus diingat juga bahwa, jumlah kasus yang positif, indicator positivity rate, jumlah yang severity levelnya berat dan jumlah kematian akibat Covid, sifatnya sangat dinamis," tegasnya. 

Baca juga : Puan: Covid-19 Melandai Tapi Syarat Perjalanan Makin Ketat

Menurutnya, tren ini bisa turun dan kembali naik, bergantung kepada kedisiplinan, cakupan vaksinasi, dan mutasi virus. Untuk itu, kampanye vaksinasi di masyarakat harus terus digaungkan.

Dalam kondisi endemi, lanjutnya, Covid-19 mungkin akan hilang di beberapa negara, tetapi berisiko muncul kembali. Terlebih, apabila negara tersebut memiliki cakupan vaksinasi yang rendah, pelayanan kesehatan yang kurang, dan literasi kesehatan masyarakat yang rendah.

Kamal menekankan, hal yang paling penting dilakukan sekarang adalah membangun literasi kesehatan sebaik mungkin. Masyarakat harus terbiasa dengan budaya baru yang sebetulnya sudah tertanam lama di banyak negara maju.

Baca juga : Jokowi: Kalau Biodiesel Diproduksi Sendiri, Tahun Ini Kita Bisa Hemat Rp 56 Triliun

Dia menambahkan, pandemi Covid-19 harus menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk mengubah perilaku kesehatan. Kebiasaan mencuci tangan, membuang sampah, hingga menggunakan masker dan berbagai hal produktif lainnya dalam memutus transmisi penularan penyakit, harus menjadi budaya yang melekat di masyarakat Indonesia ke depannya.

"Pencegahan penyakit tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, bagian besar juga ada di sisi masyarakat. Promosi dan pencegahan Kesehatan harus menjadi awareness bagi masyarakat. Menjadi program permanen dan rutin, dengan kolaborasi masyarakat-pemerintah khususnya institusi Kesehatan," ujar Kamal. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.