Dark/Light Mode

Jemaah Lansia Semangatnya Menyala

Saya Masih Kuat Jalan, Tak Perlu Kursi Roda

Sabtu, 18 Mei 2024 08:57 WIB
Jemaah haji tertua asal Ponorogo, Hardjo Mislan (110 tahun). (Foto: Jono/MCH 2024)
Jemaah haji tertua asal Ponorogo, Hardjo Mislan (110 tahun). (Foto: Jono/MCH 2024)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski sudah berusia sepuh dengan tubuh yang renta, para jemaah haji lanjut usia (lansia) memperlihatkan semangat menyala. Saat tiba di Madinah, sebagian mereka melangkah dengan penuh energi. Banyak yang menolak bantuan didorong dengan kursi roda, karena merasa masih kuat untuk berjalan.

Jemaah haji lansia tahun ini masih sangat banyak. Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), tercatat sebanyak 45.679 jemaah di atas usia 65 tahun atau 21,41 persen dari total jemaah haji Indonesia yang mencapai 241 ribu orang.

Atas hal ini, Kemenag kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia untuk tahun ini. Berbagai bantuan dan prioritas diberikan. Mulai dari bantuan dorongan kursi roda, Bus Salawat ramah lansia dengan deck rendah, sampai penyediaan makanan yang lebih lembut dan mudah dikunyah.

Khusus untuk kursi roda, Kemenag sudah menyiapkan banyak sejak lokasi penjemputan di bandara. Tujuannya, untuk membantu jemaah lansia yang merasa kelelahan usai penerbangan dari Tanah Air ke Arab Saudi yang memakan waktu 9-12 jam. Para petugas juga standby di depan bandara untuk membantu para jemaah lansia tersebut.

Namun, tidak semua lansia menerima bantuan itu. Alasannya, kakinya masih kuat untuk berjalan. Contohnya Kakek Ngatemi (88 tahun). Selepas mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Selasa (14/5/2024), pukul pukul 07.50, Kakek Ngatemi langsung berjalan dengan semangat menuju bus tanpa menunjukkan wajah lelah.

Baca juga : Menyala, Semangat Jemaah Lansia Asal Surabaya Menunaikan Ibadah Haji

Dia menolak tawaran petugas untuk menggunakan kursi roda. "Kaki saya masih kuat," ucapnya.

Ngatemi merupakan jemaah jemaah haji asal Kloter Surabaya (SUB) 10. Kloter ini keluar bandara melalui Terminal Fast Track. Keluar dari gerbang, Kakek Ngatemi berjalan dengan semangat menuju bus yang jaraknya sekitar 50 meter. Wajahnya berbinar-binar, menunjukkan sangat senang. "Saya sangat bahagia sekali bisa menginjakkan kaki di Madinah," ujarnya.

Perjalanan dari Surabaya ke Madinah yang mencapai 12 jam tak membuat Ngatemi jetlag. Dia terlihat segar bugar dan wajah yang berseri-seri.

Kakek Ngatemi mengaku, saat beraktivitas di rumah, sebenarnya sering merasa lelah. Namun, saat tiba di Tanah Suci, semangat dan tenaganya menyala, seperti mendapatkan kekuatan baru.

Dia pun senang dengan sambutan dan pelayanan para petugas haji. "Saya berterima kasih banyak kepada petugas haji yang sudah siaga selama perjalanan hingga tiba di sini," tuturnya.

Baca juga : Menteri Siti Jalankan Transportasi Di KLHK

Semangat menyala juga ditunjukkan jemaah haji tertua, Kakek Hardjo Mislan (110 tahun). Dia sempat meminta ke petugas untuk diizinkan berjalan kali saat tiba bandara menuju bus.

Kakek Hardjo, yang tergabung dalam kloter 19 Surabaya (SUB-19), mendarat di Bandara AMAA, Madinah, melalui Terminal Fast Track, pukul 15.20 Waktu Arab Saudi, Kamis (16/5/2024). Meski sudah sangat sepuh, Kakek Hardjo terlihat sangat sehat. Warga Ponorogo ini juga masih bisa berjalan dengan tegap. Namun, karena khawatir Kakek Hardjo kecapekan, petugas memintanya naik ke kursi roda saat menuju bus.

"Umur 110 tahun. Alhamdulilah sehat, kaki tidak sakit. Perut juga tidak sakit," ucapnya, saat tiba.

Kakek Hardjo senang sekali bisa tiba di Tanah Suci dengan selamat untuk menunaikan ibadah haji. Dia mengatakan, berangkat naik haji bersama tiga anggota keluarga, yaitu anaknya yang bernama Sirmad, menantu, dan besannya.

Kakek Hardjo lahir pada 1913. Dia mendaftar haji saat 2019. "Sudah sampai Arab, senang sekali. Istri sudah lama meninggal. Yang mendaftarkan anak, sesuai keinginan saya," katanya.

Baca juga : Mencari Jalan Baru untuk Lindungi Penerimaan Negara

Kakek Syahroni (78 tahun), juga tak kalah semangat. Warga Batu, Jawa Timur, berkeliling jalan kaki saat berziarah di makam paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib, di Jabal Uhud, Jumat (175/2024) pagi.

"Alhamdulillah sehat. Semangat menyala," ucapnya, sambil tersenyum. Rekan Syahroni, yang juga berusia senja, yang ikut ziarah itu, mengaku punya semangat yang sama.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Abdillah, salut dengan semangat para lansia tersebut. "Semangat mereka luar biasa," ucapnya.

Namun, Abdillah mengimbau agar para lansia tidak memforsir diri dalam ibadah, apalagi yang sunnah. Sebab, musim haji masih panjang. Para jemaah harus menyimpan energi dengan baik untuk menjalani puncak haji yang wajib yaitu di Arafah nanti.

"Jangan diforsir, agar saat puncak haji nanti tidak kelelahan," imbaunya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.