Dark/Light Mode

Terbanyak Dari Tunisia Dan Mesir

BPS Pastikan, Tak Ada Impor Kurma Dari Israel

Sabtu, 16 Maret 2024 09:04 WIB
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti (Foto: YouTube)
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti memastikan, tak ada impor kurma Israel yang masuk ke Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Amalia, mengacu data impor Indonesia pada Januari - Februari 2024.

“Tidak ada impor kurma yang berasal dari Israel. Tidak ada. Kami mengklarifikasi, tidak impor kurma dari Israel,” kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/3/2024).

Baca juga : Pengembangan Bahasa Indonesia Di Australia Agenda Prioritas Kemendikbudristek

Amalia menjelaskan, pangsa nilai impor kurma terbesar Indonesia berasal dari Tunisia, dengan angka 29,66 persen. Disusul Mesir 28,35 persen, Iran 9,30 persen, Arab Saudi 8,61 persen, dan lainnya 24,07 persen.

Sementara nilai impor kurma pada Februari 2024, mengalami peningkatan sebesar 3,52 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau 25,77 persen secara m to m. Sedangkan volume impor kurma pada Februari 2024 naik 3,81 ribu ton atau 51,28 persen m to m.

“Sekitar 58 persen impor kurma pada Januari-Februari 2024 berasal dari Tunisia dan Mesir,” pungkas Amalia.

Baca juga : 9 Lembaga Survei Menangkan Prabowo-Gibran, KLSI: Tak Ada Kecurangan Di Pilpres

Sebelumnya, pada 10 Maret 2024, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat agar tidak membeli produk yang terafiliasi dengan Israel, utamanya di bulan Ramadan. Sesuai Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Salah satu produk yang dimaksud adalah kurma.

MUI pun meminta pedagang, agar tidak menjual kurma Israel kepada masyarakat.

"Jangan di bulan Ramadan menjual produk-produk Israel. Kurma itu halal, enak, saya juga pencinta kurma. Halal zatnya, tapi jadi haram karena uang hasil penjualannya itu untuk membunuh warga Palestina," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof. Sudarnoto, Minggu (10/3/2024).

Baca juga : Gerak Cepat Kolaborasi Mentan Dan Menko PMK Bantu Petani Terdampak Banjir

Meski begitu, MUI tidak pernah mengeluarkan list daftar produk yang harus diboikot karena mendukung Israel.

Dalam konteks ini, MUI hanya menekankan kepada prinsip-prinsip dasar. Untuk mengetahui daftar list produk yang mendukung atau tidak, Prof. Sudarnoto mendorong semua pihak, termasuk masyarakat dan pihak kampus, untuk melakukan riset produk.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.