Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Popularitasnya Makin Nyungsep

PM Inggris Didesak Mundur

Senin, 13 Desember 2021 06:30 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers di Downing Street, London. (Foto: AP PHOTO/DANIEL LEAL-OLIVAS).
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers di Downing Street, London. (Foto: AP PHOTO/DANIEL LEAL-OLIVAS).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dukungan untuk Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dan Partai Konservatif yang berkuasa semakin nyungsep, akibat serangkaian skandal. Dalam sebuah jajak pendapat, mayoritas pemilih mendesak Johnson mundur.

Johnson kerap menghadapi kritik di sejumlah bidang selama beberapa pekan terakhir. Mulai dari pendanaan renovasi flat Downing Street-nya, hingga klaimnya terkait evakuasi hewan peliharaan dari Kabul, Afghanistan.

Yang paling fatal, yakni sebuah laporan pesta yang diadakan di Kantor PM Inggris, Downing Street selama penerapan karantina wilayah (lockdown) di Inggris saat Natal 2020.

Baca juga : PDIP Ingin Rebut Lagi Kursi Gubernur Banten

Saat itu, perayaan Natal dilarang. Tapi, dalam sebuah video yang muncul pekan lalu, para staf Downing Street malah menertawakan kebijakan tersebut.

Oposisi merespons video itu dengan kecaman. Pemimpin Oposisi Keir Starmer mengatakan, berbohong dan menertawakan kebohongan adalah hal yang memalukan.

“Kami punya Perdana Menteri yang menjaga jarak dari kebenaran,” kicau Starmer di Twitter.

Baca juga : PIDI 4.0, Showcase Digitalisasi Making Indonesia 4.0 Resmi Diluncurkan

Terpisah, Ketua Partai Nasional Skotlandia Ian Blackford mengatakan, PM tak bisa dipercaya. Menurutnya, tindakan tersebut tak bisa diterima. Dia meminta Johnson mengundurkan diri.

“Atas dasar perilaku itu, dia harus mundur sekarang,” tegas Blackford.

Menanggapi sejumlah kritikan dari oposisi, anggota parlemen dari Partai Konservatif buka suara. Downing Street bersikeras, tahun lalu tidak ada pesta Natal.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.