Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pernyataan Menteri Lingkungan Inggris Soal Zero Deforestation Sesat

Kamis, 4 November 2021 17:10 WIB
Wamenlu, Mahendra Siregar
Wamenlu, Mahendra Siregar

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar menyayangka pernyataan Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith tentang zero deforestation dan COP26 Forest Agreement. 

Pernyataan itu dinilai menyesatkan. Karena,  COP26 sedang berjalan sehingga belum ada Agreement apapun yang dihasilkan pada Selasa 2 November lalu.

"Sedangkan pertemuan yang dilakukan pada 2 November  di London adalah Leaders Meeting on Forrest and Land Use yang menghasilkan deklarasi. Dalam deklarasi yang dihasilkan itu sama sekali tidak ada terminologi ‘end deforestation by 2030’,” tegas Mahendra menanggapi pernyataan Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Kamis (4/11).

Karena itu, dalam menyikapi pernyataan Golsmith ini, lanjut Mahendra harus mawas diri, jangan lengah dan tidak boleh terpengaruh. 

Baca juga : Menteri Siti: FoLU Net Carbon Sink Tidak Sama Dengan Nol Deforestasi

“Terus fokus dalam pengelolaan hutan, seperti penegasan Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan COP26 maupun di Leaders Meeting tanggal 2 November itu. Apalagi yang diungkapkan Presiden Jokowi tentang upaya dan pengelolaan hutan kita diapresiasi banyak negara karena memberikan hasil konkrit,”katanya.

Mahendra  melihat, Indonesia, negara yang mencapai kemajuan terbesar dalam hal pencegahan karhutla dan deforestasi. 

“Jadi ada fakta yang kontras. Kita berhasil mengelola hutan, sementara dibelahan lain, termasuk negara-negara maju seperti AS, Australia, dan Eropa dilanda karhutla yang terbesar selama ini,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan Golsmith melalui twitter pribadinya memantik polemik. 

Baca juga : Menko Polhukam Pelototin Situasi Papua

Dalam twitternya tertanggal 2 November 2021 itu,  Goldsmith menyinggung  seakan-akan ada COP-26 Forest Agreement pada 2 November itu, yang sebenarnya tidak ada sama sekali. Sehingga pernyataan Golsmith yang dijadikan pegangan dan dikutip banyak media juga salah.

Pertemuan Di Luar COP 26

Di lain pihak, forum leaders meeting “Forests Agriculture Commodity Trade (FACT)” itu sebenarnya pertemuan di luar pertemuan resmi COP-26 .

Pertemuan itu diselenggarakan untuk memanfaatkan kehadiran para pemimpin dunia di Glasgow, sehingga dibuat forum itu. 

Baca juga : Bertemu Menteri PEA, Menaker Berunding Soal Penempatan PMI

Forum tersebut, menyepakati suatu deklarasi yang menyebutkan upaya menghentikan forest lost, mendorong pemulihan hutan 2030 yang untuk Indonesia penerapannya telah dilaksanakan selama ini dalam bentuk sustainable forest management yang dijabarkan Presiden Jokowi dalam Leaders Meeting itu. 

Presiden menyampaikan, bahwa kebijakan Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat deforestasi terendah selama 20 tahun terakhir, dan kebakaran hutan turun 82 persen. 

Pada saat yang sama di belahan dunia lainnya karhutla dan deforestasi melonjak tajam."Presiden Jokowi yakin dengan melanjutkan kebijakan tersebut, maka forest dan land use Indonesia akan menjadi net carbon sink pada 2030, sehingga memberikan kontribusi penting bagi perubahan iklim dunia," katanya. [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.