Dark/Light Mode

Dilarang Pake Hijab Di Sekolah

Pelajar Muslim India Demo

Rabu, 9 Februari 2022 08:10 WIB
Warga muslim India menggelar unjuk rasa menentang larangan mengenakan hijab. (Foto: ANI VIA TImes of INDIA).
Warga muslim India menggelar unjuk rasa menentang larangan mengenakan hijab. (Foto: ANI VIA TImes of INDIA).

 Sebelumnya 
Meski begitu, para pelajar menegaskan pentingnya hijab sebagai bagian identitas mereka. Peraturan itu diniai telah melanggar hak mereka untuk menjalankan agama mereka yang dijamin Konstitusi india.

“Dalam islam, sangat penting memakai hijab. Kami tak bisa membuka bagian kepala dan rambut kami terlihat oleh laki-laki lain. Memakai hijab adalah kewajiban, kebanggaan dan martabat saya,” tutur Zoya.

Sementara shabana menegaskan, berhijab adalah haknya yang dijamin Konstitusi. “india merupakan negara sekuler, bahkan saya memiliki hak menjalankan agama saya,” ujarnya.

Baca juga : Optimalkan Peran Camat Di Wilayah Perbatasan, Ini 4 Strategi BNPP

Shabana pun menegaskan, perjuangannya mendapatkan hak memakai hijab seperti sebuah siksaan mental. Dia menuduh seorang legislator lokal

Partai Bharatiya Janata, raghupathi Bhat, telah mengancam mereka.

“Kami khawatir mengenai pendidikan kami, karena mereka tak membiarkan kami masuk ke kelas. secara mental kami terganggu,” tuturnya.

Baca juga : Disambangin Pesepakbola, Dubes Bebeb Djundjunan Bahas Join Timnas Indonesia

Bhat menegaskan, sekolah itu telah memiliki seragam sejak 1985. Menurutnya, para siswa diizinkan memakai hijab di area sekolah. Meski begitu, mereka harus membukanya saat berada di kelas.

“Kami tak memiliki masalah mereka memakai hijab di luar, bahkan di area kampus. Tapi di dalam kelas, ada persamaan seragam untuk Hindu, Muslim dan Kristen,” tegas Bhat.

Ia menambahkan, makna seragam adalah kesetaraan semua orang.

Baca juga : Pulang Dari Malaysia, Dua Pekerja Migran Indonesia Positif Covid

Untuk meredakan masalah, Komite Pembangunan Kampus yang diketuai Bhat menyarankan para siswa tersebut melakukan kelas online hingga masalah ini diselesaikan. namun, para siswa tersebut menolak tawaran sekolah dan menyebutnya sebagai bentuk diskriminasi.

“Bagaimana mungkin mereka menyelenggarakan kelas online hanya untuk delapan siswa. sedangkan yang lain melakukan kelas offline. ini jelas diskriminasi,” tutur Zoya.

Para siswi ini pun sudah ke Pengadilan Tinggi Karnataka mencari keringanan sementara. Pada permohonan yang diajukan Jumat (4/2), mereka meminta pengadilan memutuskan agar pihak berwenang meng izinkan mereka hadir di kelas dengan hijab, tanpa bias dan diskriminasi. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.