Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

PM Belanda Minta Maaf, Kemlu RI: Apa Makna Di Balik Itu?

Sabtu, 19 Februari 2022 20:19 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang dengan PM Belanda Mark Rutte di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2019. (Foto Associated Press/Dita Alangkara)
Presiden Joko Widodo berbincang dengan PM Belanda Mark Rutte di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2019. (Foto Associated Press/Dita Alangkara)

 Sebelumnya 
Temuan sejarah menunjukkan bahwa militer Belanda terlibat kekerasan yang sistematis, berlebihan, dan tidak etis semasa perjuangan Indonesia pada 1945-1949. Tindakan itu bahkan diterima dan dimaklumi Pemerintah Belanda dan rakyatnya saat itu.

Penelusuran bersejarah ini didanai Pemerintah Belanda pada 2017. Proses itu melibatkan lebih dari 20 akademisi dan ahli dari kedua negara, lalu dipresentasikan di Amsterdam, Kamis (16/2)

Baca juga : PM Belanda Minta Maaf, Kita Maafkan Apa Tidak?

Selanjutnya, Rutte pada Kamis (17/2) meminta maaf kepada Indonesia atas penggunaan kekerasan militer Belanda selama masa Perang Kemerdekaan 1945-1949. Permintaan maaf itu disampaikan Rutte pada konferensi pers di Brussels, Ibu Kota Belgia.

Rutte mengatakan, Belanda mengakui seluruh temuan yang dihasilkan sebuah tinjauan sejarah yang sangat penting itu. Menurut studi tersebut, Belanda melakukan kekerasan secara sistematik, melampaui batas, dan tidak etis dalam upayanya mengambil kembali kendali atas Indonesia, bekas jajahannya, usai Perang Dunia II.

Baca juga : Luca Marini Raja Di Hari Kedua

Pada 2013, Duta Besar Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan merilis permintaan maaf atas tindakan-tindakan eksekusi. Kemudian, selama kunjungannya pada 2020, Raja Willem-Alexander juga telah mengungkapkan permintaan maaf yang mengejutkan atas "kekerasan berlebihan" selama perang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.