Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sebut Invasi Rusia Brutal

PM Australia Jatuhkan Sanksi Untuk 25 Orang Tambahan Dan 4 Lembaga Keuangan

Kamis, 24 Februari 2022 20:45 WIB
PM Australia Scott Morrison (Foto: Net)
PM Australia Scott Morrison (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut invasi Rusia ke Ukraina adalah tindakan brutal yang tidak beralasan. Sebagai bagian dari aksi mengecam tindakan tersebut, Australia menjatuhkan sanksi baru terhadap 25 orang tambahan dan empat lembaga keuangan. 

“Kami mengecam tindakan permusuhan sepihak di Ukraina. Rusia secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan Piagam PBB. Rusia telah memilih perang,” kata Morrison dalam konferensi pers, seperti dikutip CNN, Kamis (24/2).

"Bersama komunitas internasional, kami bersatu dalam hal yang kuat untuk mengutuk tindakan keterlaluan ini," tegas Morrison.

Baca juga : Stop Produksi, Perajin Tahu Dan Tempe Merana

Sanksi baru itu akan menargetkan komandan tentara, wakil menteri pertahanan dan tentara bayaran Rusia, yang dinilai bertanggung jawab atas agresi yang tidak beralasan dan tidak dapat diterima. Serta bisnis yang terlibat dalam pengembangan dan penjualan teknologi dan senjata militer.

Sebelumnya, pada Rabu (23/2), Australia telah mengumumkan sanksi terhadap delapan anggota Dewan Keamanan Rusia. Ketika itu, Morrison mengatakan, akan ada gelombang sanksi lebih lanjut.

Morrison mengaku sedang berdiskusi dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, untuk mengambil tindakan terhadap lebih dari 300 anggota parlemen Rusia.

Baca juga : Mentan Australia Tawarin Petani Muda Indonesia Magang Di Negeri Kangguru

"Kita harus memastikan ada biaya untuk perilaku kekerasan. Ini tidak dapat diterima. Sangat mengerikan. Harus selalu ada biaya untuk kekerasan tercela seperti itu," tandas Morrison.

"Ini adalah hal yang mengerikan dari dunia tempat kita hidup, di tengah ancaman dan agresi para pengganggu. Mereka berusaha mengintimidasi orang lain untuk mencari keuntungan sendiri. Ini nyata," lanjutnya.

Morrison mengatakan, Australia tak memiliki rencana terlibat dalam dukungan militer untuk Ukraina.

Baca juga : Presiden Serbia Tuding PM Australia Lecehkan Djokovic Demi Menang Pemilu

"Kami bekerja sama dengan NATO dan negara-negara anggota mereka. Apa yang kami lakukan adalah bekerja sama dengan mereka, dengan cara lain," katanya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.