Dark/Light Mode

Harga Kedelai Impor Melonjak Dua Kali Lipat

Stop Produksi, Perajin Tahu Dan Tempe Merana

Selasa, 15 Februari 2022 08:20 WIB
Ilustrasi Kedelai Impor. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi Kedelai Impor. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Masalah kenaikan harga kedelai impor kerap kali berulang. Perajin tahu dan tempe pun kembali merana. Harga kedelai impor sebagai bahan baku utama tahu tempe tembus Rp 11.000/kilogram (kg). Harga ini naik hampir dua kali lipat dari kondisi normal yang berkisar Rp 6.500/kg.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan, kenaikan harga kedelai telah membuat ribuan perajin usaha tempe tahu di berbagai daerah berhenti produksi.

“Produsen tempe tahu skala kecil dengan produksi 20 kilogram banyak yang stop operasi,” ungkap Aip saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, itu dilakukan karena keuntungan dalam produksi tahu dan tempe saat ini hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak ada modal untuk kembali produksi.

Baca juga : Pupuk Langka Dan Mahal, Produksi Sawit Terancam

“Dari jumlah 160 ribu perajin tempe tahu yang ada di berbagai wilayah tidak produksi, 10 persen hingga 20 persen sudah berhenti operasi,” jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, Aip khawatir akan terjadi kelangkaan tahu tempe di masyarakat.

“Seperti tahun lalu, kami demo tidak produksi di bulan Desember. Akibatnya, sempat tidak ada tempe tahu di Januari lalu,” ujarnya.

Aip mengaku, bagi produsen skala besar yang beroperasi, mereka pun terpaksa harus menaikkan harga jual untuk menutupi kekurangan modal karena kenaikan harga kedelai.

Baca juga : Istana Gerah

“Naik Rp 1.000, nggak seberapa sebenarnya. Kira-kira kalau sepotong tempe itu sekarang Rp 5.000 yang 500 gram, mungkin naik jadi Rp 6.000 ribu,” ungkapnya.

Aip pun meminta Pemerintah bisa meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri, agar tidak tergantung pada naiknya harga kedelai dunia.

Seperti diketahui, saat ini 90 persen kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor.

Ancam Mogok

Baca juga : Metaverse Bakal Jadi Teknologi Tepat Bagi Industri Perbankan Di Masa Depan

Paguyuban pembuat tahu Kota Bandung akan melakukan aksi mogok produksi pada 21-23 Februari 2022. Aksi itu buntut dari kenaikan harga kedelai.

Koordinator Pembuat Tahu Cibuntu Bandung, Didin Muhidin, mengaku kesulitan memproduksi tahu karena naiknya harga kedelai. Dengan harga tersebut, para perajin tahu kebingungan menjual ke konsumen.

Didin berharap, aksi mogok produksi nanti bisa menekan harga kacang kedelai. Sehingga para perajin bisa memproduksi kembali tahu dengan harga normal untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.