Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Inggris: Putin Pilih Jalan Pertumpahan Darah Dan Kehancuran Ketimbang Diplomasi
Kamis, 24 Februari 2022 22:28 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kecaman dari sejumlah tokoh dunia terus bermunculan setelah pasukan Rusia menyerang Ukraina. Mereka meminta Negeri Beruang Merah menghormati kedaulatan Ukraina dan menarik pasukannya.
Salah satunya datang dari Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson. Dia mengirimkan kecaman keras kepada Rusia atas serangan terhadap Ukraina. Presiden Vladimir Putin, disebut Johnson memilih pertumpahan darah ketimbang diplomasi.
"Presiden Putin telah memilih jalan pertumpahan darah dan kehancuran dengan meluncurkan serangan tanpa provokasi ini kepada Ukraina," ujar PM Johnson, dalam rilis resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (24/2).
PM Johnson juga menambahkan, Inggris akan merespons aksi Rusia dengan tegas. Negara Union Jack menyebut Rusia melanggar pasal 2 dari Piagam PBB yang menyebut, semua anggota dilarang memakai kekuatannya untuk melanggar integritas wilayah atau kemerdekaan politik suatu negara.
Baca juga : Anugerah Bahari Pasifik Perjuangkan Klaim Asuransi Kematian ABK Mauritius
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menegaskan, tidak akan menerima kampanye yang dilakukan Rusia untuk menumbangkan tetangganya yang demokratis.
"Itu disertai dengan retorika dan disinformasi yang tidak berdasar," tegas Truss, dikutip dari rilis Kedutaan Besar Inggris, Kamis (24/2).
Dia menilai, Rusia secara keliru menyebut Ukraina sebagai ancaman untuk membenarkan sikap agresif di tanah negara tersebut.
"Mereka secara salah menuduh NATO melakukan provokasi. Ini jauh dari kebenaran. NATO selalu menjadi aliansi defensif. Rusia adalah agresor di sini,” jelasnya.
Baca juga : DPR Dan Kementan Bantu Petani Basmi Hama Tikus
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, perang agresi yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan ini menantang prinsip-prinsip dasar hukum internasional, yang diabadikan dalam Piagam PBB.
"Selama berbulan-bulan, Rusia telah menodongkan senjata ke kepala Ukraina sambil menyangkal niat invasi. Dunia telah menyerukan perdamaian, tetapi Rusia tidak mendengarkan. Serangannya yang tidak beralasan menunjukkan bahwa kata-katanya tidak dapat dipercaya," paparnya dalam rilis yang sama.
"Ukraina telah menjadi negara merdeka selama lebih dari 30 tahun dan telah memilih jalan sebagai demokrasi bebas," sambung Dubes Jenkins.
Dubes Jenkins juga menegaskan, dunia tidak boleh membiarkan pelanggaran Rusia terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina bertahan.
Baca juga : Enggartiasto Lukita: Urusan Bangsa Dan Negara Tanggung Jawab Bersama
"Mereka yang menghargai sistem internasional yang stabil dan damai harus bekerja sama untuk meminta pertanggungjawaban Rusia," tandasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya