Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Enggartiasto Lukita: Urusan Bangsa Dan Negara Tanggung Jawab Bersama

Sabtu, 5 Februari 2022 18:46 WIB
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita/IG
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita/IG

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita mengajak seluruh anak bangsa bersatu untuk Indonesia lebih baik. Segala perbedaan suku, budaya, bahasa dan adat istiadat justru menjadi anugerah untuk saling menjaga.

”Sekarang, sadarlah seluruh warga negara Indonesia. Keturunan apapun, apakah keturunan Tionghoa, keturunan Arab dan keturunan India, mari kita berbuat yang lebih baik,” ungkap Enggartiasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/2).

Jika semua warga memiliki tekad dan pandangan yang sama bahwa Indonesia harus dijaga dan dirawat, maka urusan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab bersama. 

Baca juga : Penderita Jantung Dan HIV/AIDS Jangan Isoman

"Di manapun kita berada, apapun peranan kita, sekecil apapun kontribusi kita, kita harus lakukan itu demi Indonesia,” ajaknya.

Mantan Menteri Perdagangan itu mengakui  semangat saling menjaga dan menghormati antarsesama sudah ditunjukkan oleh Presiden Jokowi. Selama periode pertama hingga periode kedua, Presiden Jokowi tidak pernah mau dan tidak pernah membeda-bedakan.

"Tidak pernah dilihat latar belakang apa, agamanya apa, sukunya, tidak ada. Beliau tidak mempedulikan itu. Jadi benar-benar menyamakan semua status warga negara sama, diberikan hak yang sama," beber Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) 2012–2022.

Baca juga : Luar Biasa, Panen Bawang Merah Food Estate Temanggung Di Atas Rata-rata Nasional

Kebebasan dan persamaan hak bagi warga keturunan Tionghoa tidak dia dapatkan pada tahun 70-an. Enggar juga mempunyai pengalaman yang pahit ketika menjadi mahasiswa di Bandung, Jawa Barat. 

"Sejak mahasiswa, saya menjadi makhluk yang langka. Orang yang langka di Bandung karena saya keturunan China,” akunya.

Tapi, karena mempunyai niat untuk berbuat lebih baik, Enggar memberanikan diri datang ke presidium dewan mahasiswa untuk bergabung ke dalam organisasi kampus. 

Baca juga : Sudirman Pede Macan Kemayoran Tembus 3 Besar

"Saya Kristen dan keturunan China. Saya mau berbuat dan mau aktif. Boleh nggak? Tapi, saya tidak mau diperlakukan berbeda. Saya nggak mau dibedakan dan saya tidak mau membedakan diri,” kenang Enggar. 

Berbekal mental baja, akhirnya Enggar pun memberanikan diri masuk ke dalam dunia politik. Buah dari kegigihan itu, Enggar menjadi anggota DPR selama tiga periode. Namun, pertengahan tahun 2013, dia memilih mengundurkan diri dari anggota DPR sekaligus dari Partai Golkar. 

“Saya mau bersama-sama membesarkan partai (NasDem) dengan Pak Surya Paloh, karena saya terlibat sejak awal di Ormas Nasional Demokrat," ujarnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.