Dark/Light Mode

Kecam Pembunuhan Warga Sipil Di Bucha, Jepang Seret Rusia Ke Mahkamah Internasional

Rabu, 6 April 2022 20:45 WIB
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi. (Foto Kyodo)
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi. (Foto Kyodo)

 Sebelumnya 
Moskow berargumen bahwa, jika orang-orang itu terbunuh selama pendudukan Rusia, mengapa mayatnya tidak kaku? Rusia mengklaim, pasukannya meninggalkan Bucha pada 30 Maret 2022. Sedangkan Ukraina mengklaim Rusia mundur pada fajar 31 Maret 2022.

Baca juga : Ancaman Pandemi Sudah Berkurang, Yang Sekarang Nakutin Adalah Kenaikan Harga

Menurut ahli patologi yang diwawancarai BBC, setelah empat hari, rigor mortis (kaku mayat) biasanya telah berkurang. Pakar ini pernah terlibat dalam investigasi kejahatan perang di Kosovo dan Rwanda, tetapi enggan identitas jelasnya dibuka.

Baca juga : Warga DKI Pilih Buang Sampah Di Jalan Dan Kali

Rusia juga mengklaim, rekaman mayat yang ditampilkan tidak menunjukkan noda mayat (cadaver stains) atau bekas pembunuhan yang jelas. Namun, Moskow enggan mengelaborasi lebih jauh.

Baca juga : Sukses Terselenggara , BRI Liga 1 Bukti Indonesia Di Kancah Internasional

Setidaknya 516 warga sipil telah tewas dan 908 lainnya terluka di Ukraina sejauh ini, menurut angka PBB, dengan jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan akan lebih tinggi. Lebih dari 2,1 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut Badan Pengungsi PBB. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.