Dark/Light Mode

Peringatan Untuk Sekutu Ukraina

Putin: Jangan Nekat Cawe-cawe Dan Mengancam Rusia, Kami Punya Respons Kilat

Kamis, 28 April 2022 07:31 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Instagram)
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan negara-negara, agar tak nekat ikut campur dalam perang Ukraina. Jika tak mau berurusan dengan respons kilat Rusia.

Hal itu ditegaskan Putin dalam pertemuan dengan anggota Parlemen Rusia di St. Petersburg, Rabu (27/4). Sehari setelah negara-negara Barat menggelar pertemuan puncak di Jerman, dan meneguhkan janji untuk mendukung Ukraina.

"Kami punya semua alat yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun. Kami tidak perlu menyombongkannya. Tapi, kami akan menggunakannya jika perlu," ujar Putin, yang tampaknya merujuk pada rudal balistik dan senjata nuklir, seperti dikutip BBC.

Tanpa menjelaskan secara rinci, Putin mengatakan, segala keputusan yang terkait rencana  tanggapan tersebut telah dibuat. 

Dalam perkembangan terkini konflik Ukraina, para sekutu telah meningkatkan pasokan senjata untuk negara yang dipimpin Volodymyr Zelensky.

Baca juga : Rebutan Perhatian, AS Dan Rusia Kirim Petingginya Ke Indonesia

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahkan berjanji untuk menggerakkan langit dan bumi. Demi memastikan Ukraina memenangkan perang.

Baru-baru ini, ada peningkatan jumlah komitmen untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina. Termasuk dari Jerman, yang berencana mengirim 50 tank anti-pesawat.

Rusia disebut terus membangun kekuatan di dalam dan sekitar Donbass. Tapi, tak ada progress.

"Ketika menghadapi tujuan militer yang sebenarnya, mereka kewalahan mengatasi perlawanan keras Ukraina. Apalagi, Rusia tak suka berperang di tengah hujan," ungkap seorang pejabat.

"Kesadaran taktis Rusia buruk. Mereka terus menderita kesulitan logistik. Rusia sebetulnya memiliki kemampuan untuk beroperasi di luar jalan raya. Tapi, mereka masih memilih untuk tidak melakukannya. Bahkan di tempat-tempat di mana pasukan Ukraina dikepung. Mariupol contohnya," imbuh pejabat tersebut.

Baca juga : Tolong Jangan Hobi Menimbun Vaksin Ya, Nanti Bisa Muncul Varian Baru Lagi

Di tempat-tempat Rusia telah mengambil alih, pasukan Ukraina telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk melakukan serangan balik. Bahkan kadang, melakukannya dengan sangat cepat. Sehingga, Rusia dengan cepat menemukan diri mereka berada di belakang kaki.

Pasukan khusus Ukraina, yang beroperasi di belakang garis Rusia, mampu mengeksploitasi kerentanan jalur pasokan yang panjang. Ini membantu mengulur waktu untuk Ukraina.

Dalam perkembangan lain, Komisi Eropa menuduh Rusia melakukan pemerasan, setelah Moskow menghentikan ekspor gas ke Polandia dan Bulgaria.

"Hal ini menunjukkan, Rusia tidak dapat diandalkan sebagai pemasok," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Merespons hal ini, Kremlin mengatakan, apa yang dilakukan Rusia sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh langkah-langkah tidak bersahabat dari negara-negara Barat.

Baca juga : Kepatuhan Pakai Masker Dan Jaga Jarak Di Restoran Paling Rendah

Raksasa gas Rusia Gazprom terpaksa menyetop pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria, karena kedua negara tersebut menolak membayar gas dalam rubel Rusia. Sesuai aturan yang diterbitkan Putin pada Maret lalu, menyusul melemahnya rubel oleh sanksi Barat. [HES]

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.