Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - China tidak terima dituding Amerika Serikat (AS) mendukung Rusia dengan menyebarkan berita bohong mengenai Ukraina. Kedutaan Besar China di Washington DC, AS, menyebut bahwa justru AS yang hobi memutarbalikkan fakta dan suka memprovokasi situasi di Ukraina.
"Posisi China dalam masalah Ukraina tidak memihak, objektif dan tidak tercela," bunyi pernyataan Kedubes China menyikapi pernyataan Washington, yang berjudul Upaya China untuk Memperkuat Suara Kremlin di Ukraina.
Baca juga : Menlu Lavrov Sebut Hitler Berdarah Yahudi, Israel Tuntut Rusia Minta Maaf
"AS seharusnya berkaca. Pejabat AS dan media mereka yang suka menyebarkan desas desus bahwa China membantu mengirimkan senjata untuk Rusia dan menghalangi sanksi untuk Kremlin. Itu semua bohong," sambung sanggahan itu dikutip China Global Television Network (CGTN), Kamis (5/5).
Pernyataan itu menambahkan, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, China dan AS harus melakukan upaya bersama untuk memfasilitasi penyelesaian politik krisis dan gencatan senjata sesegera mungkin, sambil meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina dan melindungi warga sipil.
Baca juga : Sowan Ke Ketua MUI Bandung, Sekjen Gerindra Minta Nasihat
"Sebagian besar negara di dunia mendukung penyelesaian konflik Rusia-Ukraina melalui dialog dan negosiasi, dan tidak ada dari mereka yang ingin melihat situasi meningkat atau bahkan lepas kendali. China juga ingin konflik segera berakhir," tegasnya.
"Sejauh ini, AS justru sibuk menuduh China membantu Rusia dari belakang. Ini informasi bohong yang sudah kelewat batas," pungkasnya.***
Baca juga : Puan Bisa Berperan Untuk Atasi Harga Minyak Goreng
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya