Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kamboja Gelar Pilkada

Calon Pro PM Hun Sen Diramal Menang

Senin, 6 Juni 2022 11:53 WIB
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. (Foto AP)
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. (Foto AP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin, Kamboja melaksanakan pemilihan sejumlah kepala daerah (Pilkada) serentak. Itu merupakan kesempatan pertama warga ikut pemilu, sejak kandidat dari partai berkuasa yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Hun Sen, menyapu bersih pemilihan pada 2018. Saat itu, pemilu dikritik karena dianggap tidak berlangsung secara jujur dan adil (jurdil).

Partai Rakyat Kamboja pimpinan Hun Sen bisa dipastikan akan meraih kemenangan mudah. Apalagi, setelah pernyataan lembaga Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB) Kamis (2/6). Pemilu kali ini diduga diwarnai ancaman, intimidasi, dan halangan, yang menargetkan oposisi.

Menurut organisasi itu, calon dari oposisi menghadapi banyak pembatasan yang telah menghambat kegiatan mereka. Ditambah lagi dengan pemenjaraan sejumlah kandidat yang tampaknya dirancang untuk mengekang kampanye politik. Dikatakan, setidaknya enam kandidat oposisi dan aktivis ditahan empat hari sebelum pemilihan, atau menunggu persidangan.

“Sementara yang lain dipanggil atas tuduhan bermotif politik, akhirnya dipaksa bersembunyi,” jelas Komisi HAM PBB, dilansir Associated Press, kemarin.

Baca juga : 10 BUMN Kolaborasi Gelar Pasar Rakyat Dan Bazaar UMKM Di Kabupaten Kuningan

Sementara, perwakilan Kamboja di kantor PBB di Jenewa, Swiss, menuding kritikan itu bermuatan politik, dan juga menargetkan sesuatu. 

Hun Sen, penguasa yang dianggap otoriter, telah memegang kekuasaan selama 37 tahun. Dia berniat untuk tetap menjabat sampai 2028. Setelahnya, dia bakal mendukung salah satu putranya untuk menggantikannya.

Partainya adalah satu-satunya yang mengajukan kandidat secara nasional di 1.652 komune (kelompok). Satu-satunya saingan beratnya, Partai Cahaya Lilin, memiliki kandidat di 1.632 komune, dan Partai Funcipec di 688 komune. Total ada 82.786 calon dari 17 parpol dengan 9,2 juta pemilih terdaftar.

Pada 1975, Khmer Merah dipimpin Pol Pot mengambil alih Kamboja dan membagi penduduk dalam komune-komune (kelompok). Satu komune terdiri 10 desa. Setiap kepala desa wajib melapor ke kepala komune.

Baca juga : BPOM Beberin Alasan Pelabelan BPA Pada Galon Guna Ulang

Pemilihan kepala daerah yang diadakan setahun menjelang pemilihan umum, dianggap sebagai ujian kekuatan partai. Dalam pemilihan umum terakhir pada 2017, oposisi utama Partai Penyelamat Nasional Kamboja meraih hasil yang tak terduga. Gara-gara itu, partai tersebut dibubarkan Mahkamah Agung atas tuduhan pengkhianatan. Pembubaran itu secara luas dipandang bermuatan politik.

Selain itu, pers bebas juga disingkirkan dari bisnis, atau ditakut-takuti untuk tunduk. Tanpa Partai Penyelamat Nasional Kamboja dalam pemungutan suara, partai Hun Sen dipastikan menang dalam pemilihan umum tahun berikutnya. Karena hal itu, sejumlah negara Barat menjatuhkan sanksi pada Pemerintah Kamboja, karena menganggap pemilu digelar tidak adil.

Tindakan paling keras datang dari Uni Eropa, yang menarik beberapa hak istimewa perdagangan. Partai Penyelamat Nasional Kamboja yang dibubarkan, anggotanya juga digulingkan dari jabatan politik mereka, dan tetap dilarang sampai saat ini. Sebagian besar pemimpinnya kini berada di pengasingan.

Sedangkan Partai Cahaya Lilin, saat ini berusaha untuk menantang partai yang berkuasa dengan mengumpulkan mantan pendukung Partai Penyelamat Nasional, kendati kegiatan mereka tetap sangat dibatasi.

Baca juga : Asabri Gelar Penanaman Pohon Di SPN Polda Riau

Partai Cahaya Lilin yang asli didirikan pada 1995 oleh Sam Rainsy, saingan politik utama Hun Sen. Partai itu kemudian dilebur jadi Partai Penyelamat Nasional Kamboja. Sam Rainsy, yang menghadapi gugatan hukum, mengasingkan diri di Prancis. Sementara salah satu pendiri Partai Penyelamat Nasional Kamboja, Kem Sokha, saat ini sedang diadili atas tuduhan pengkhianatan.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.