Dark/Light Mode

Kagumi Indonesia, Presiden Nepal Undang Dubes RI Ke Istana

Rabu, 15 Juni 2022 14:38 WIB
Dubes Heru Hartanto Subolo (kedua kiri) dan istri Sinta Ekawati Subolo (kedua kanan) bersama Konsul Kehormatan Chandra Prasad Dhakal (kiri), dan  Minister Counsellor KBRI Dhaka Hidayat Atjeh disambut Presiden Nepal Bidhya Devi Bandhari (tengah), di Istana Presiden, di Khatmandu. (Foto RM/KBRI Dhaka)
Dubes Heru Hartanto Subolo (kedua kiri) dan istri Sinta Ekawati Subolo (kedua kanan) bersama Konsul Kehormatan Chandra Prasad Dhakal (kiri), dan Minister Counsellor KBRI Dhaka Hidayat Atjeh disambut Presiden Nepal Bidhya Devi Bandhari (tengah), di Istana Presiden, di Khatmandu. (Foto RM/KBRI Dhaka)

 Sebelumnya 
Presiden Bidhya menyampaikan pula, Pemerintah Nepal memiliki harapan besar dengan ditunjuknya Dubes Heru sebagai Dubes RI untuk Nepal.

Kehadiran Dubes Heru, menurut Bidhya menjadi angin segar untuk meningkatkan nilai perdagangan menjadi lebih signifikan, mendorong people-to-people contact, dan mampu menjembatani business-to-business ke arah yang lebih baik.

Baca juga : Indonesia Masters, Zheng/Huang 4 Kali Berjaya

Kesan baik Pemerintah Nepal atas kunjungan kerja Dubes RI diwujudkan dengan munculnya berita mengenai penyerahan Surat Kepercayan Dubes Heru sebagai berita utama surat kabar nasional utama Nepal yaitu ‘the Rising Nepal’. Padahal saat itu ada tiga Dubes lainnya yang juga menyerahkan Surat Kepercayaan. Yakni Dubes  Chile, Jamaika dan Spanyol.

Nepal merupakan negara landlocked yang berada di antara India dan China. Meskipun perdagangan bilateral masih relatif kecil, namun lebih lebih dari 95% menguntungkan Indonesia. Kondisi perdagangan bilateral tersebut, belum mencerminkan potensi besar yang dimiliki kedua negara.

Baca juga : Chen Yu Fei Rebut Titel Juara Untuk Kali Pertama

"Indonesia perlu lebih aktif untuk menggarap peluang kerja sama di bidang infrastruktur, pariwisata dan meningkatkan perdagangan, khususnya yang terkait dengan produk makanan-minuman, industri manufaktur dan produk industri strategis," sambung Heru.

Nilai perdagangan kedua negara yang pada kondisi pandemik Covid tahun lalu, mencapai 21,09 juta dolar pada periode Januari-Agustus 2021. Namun tren perdaganan selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa surplus perdagangan selalu berada di pihak Indonesia. Produk unggulan Indonesia seperti tekstil, permesinan, transportasi, dan kelapa sawit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.