Dark/Light Mode

Hadiri FMM G20

Menlu Kanada Janji Ogah Jabatan Tangan Lavrov

Rabu, 6 Juli 2022 23:21 WIB
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly. (Foto Reuters)
Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly. (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Kanada Melanie akan hadir langsung di pertemuan Menlu Group of Twenty (G20), FMM G20, yang akan berlangsung di Bali pada 7-9 Juli nanti.

Menurut keterangan resmi Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Rabu (6/7), pada pertemuan tersebut, Menlu Joly akan menegaskan kembali dukungan penuh Kanada terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

Dia akan melibatkan rekan-rekannya untuk menegaskan kembali prinsip kesetaraan berdaulat untuk semua negara dan pentingnya menegakkan aturan dan lembaga internasional, menurut keterangan tersebut.

"Pertemuan G20 ini terjadi pada titik kritis dalam sejarah dan tidak akan berjalan seperti biasa. Dengan invasi ilegal Rusia ke Ukraina, Kanada harus muncul untuk membongkar kebohongan Rusia, dan bersama dengan mitra kami, memberikan solusi untuk langkah Rusia yang menjadikan pangan sebagai senjata serta mengatasi tantangan lain seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19," kata Joly, seperti dikutip oleh Kedubes Kanada.

Baca juga : Batal Pailit, Ayo Garuda Bangkit Dan Terbang Tinggi Lagi

Pemerintah Kanada memandang bahwa pada tahun-tahun mendatang, ketahanan pangan akan menjadi salah satu masalah paling serius di dunia, yang mempengaruhi jutaan nyawa dan memicu ketidakstabilan di masa depan.

"Dengan menunjukkan pentingnya kerja sama, Kanada dan para mitranya yang berpikiran sama juga akan bekerja dengan anggota G20 lainnya dalam mencari solusi untuk krisis ini," menurut keterangan Kedubes Kanada.

Dalam mendukung agenda G20 Indonesia, Joly akan menggarisbawahi komitmen teguh Kanada untuk bekerja sama guna mempertahankan tatanan internasional berbasis aturan, membangun ekonomi yang tangguh dan inklusif, pulih dari pandemi, memajukan kesetaraan perempuan dan pemberdayaan ekonomi serta melindungi lingkungan untuk generasi mendatang.

Selama kehadirannya di pertemuan para menlu G20, Joly juga menyatakan tidak akan berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Dia mengatakan kepada The Canadian Press, Rabu (6/7), bahwa dia berencana untuk membidik kebohongan Menlu Rusia Lavrov tentang invasi ke Ukraina.

Baca juga : Gus Halim: Data Desa Jadi Kunci Percepatan Pembangunan Desa

“Saya akan menghadapinya dengan fakta dan mengungkap narasi Rusia apa adanya: kebohongan dan disinformasi,” lanjutnya.

Para Menlu G20 akan berkumpul ketika dunia berjuang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti dampak perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan meningkatnya krisis ketahanan pangan.

Mengenai dampak perang Rusia-Ukraina, para anggota G20 juga akan membahas konsekuensi yang ditimbulkan perang itu pada inflasi, keamanan ekonomi, pasar energi internasional, serta perdamaian dan keamanan.

Secara kolektif, anggota G20 mewakili sekitar 80 persen ekonomi global, dua pertiga penduduk dunia dan tiga perempat perdagangan internasional.

Baca juga : Bertemu Menlu Arab Saudi, Jokowi Apresiasi Pencabutan Larangan Ke Indonesia

G20 beranggotakan Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.