Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kutuk Serangan Rudal Ke Pelabuhan Odesa

Menlu AS: Krisis Pangan Global Bisa Semakin Parah, Rusia Harus Tanggung Jawab

Minggu, 24 Juli 2022 08:55 WIB
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken (Foto: Net)
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat mengutuk keras serangan rudal Rusia di pelabuhan terbesar Ukraina, Odesa, Sabtu (23/7).

Serangan itu dilancarkan, sehari setelah Rusia meneken kesepakatan dengan Ukraina pada Jumat (22/7), yang memungkinkan dimulainya kembali ekspor hasil pertanian Ukraina melalui Laut Hitam.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyebut, Rusia telah melanggar kesepakatan Istanbul, dengan menyerang pelabuhan bersejarah yang memfasilitasi ekspor gandum dan hasil pertanian Ukraina.

"Kremlin terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap keselamatan dan keamanan jutaan warga sipil, karena terus melancarkan serangannya ke Ukraina. Rusia telah membiarkan Ukraina kelaparan, dan menghambat suplai pangan dunia melalui blokade efektif Laut Hitam," papar Blinken, dalam pernyataan pers bertanggal 23 Juli 2022.

Baca juga : Jangan Sampai, Rakyat Sudah Produksi Banyak, Tapi Nggak Ada Yang Ngambil

Dia menilai, serangan ini menimbulkan keraguan serius terhadap kredibilitas komitmen Rusia untuk kesepakatan Istanbul. Di samping merusak pekerjaan PBB, Turki, dan Ukraina untuk mendapatkan suplai makanan penting ke pasar dunia.

"Rusia bertanggung jawab atas semakin dalamnya krisis pangan global. Mereka harus menghentikan agresi, dan sepenuhnya melaksanakan perjanjian yang telah disepakati," tegas Blinken.

Sebelumnya, pada Sabtu (23/7) dini hari  dua rudal Rusia dilaporkan menghantam pelabuhan utama Ukraina, Odesa. 

"Dua rudal Kalibr menghajar Pelabuhan Odesa. Sementara dua serangan lainnya, ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara," kata Pusat Komando Selatan Militer Ukraina dalam postingan media sosial, seperti dikutip BBC, Sabtu (23/7).

Baca juga : Disebut Biang Kerok Krisis Pangan Global, Rusia Nggak Terima

Kepala Kantor Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak mengutuk serangan tersebut. Dia menuduh Rusia telah menciptakan krisis pangan, secara sistematis.

Sedangkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Oleg Nikolenko sangat menyesalkan langkah Rusia, yang mengebom Pelabuhan Odesa, dalam waktu kurang dari 24 jam setelah penandatanganan kesepakatan.

"Rusia melanggar janji dan merusak komitmennya di hadapan PBB dan Turki di bawah perjanjian Istanbul. Jika tidak terpenuhi, Rusia harus bertanggung jawab penuh atas krisis pangan global," cuitnya via Twitter, Sabtu (23/7).

Dalam kesepakatan ekspor gandum yang diteken kemarin, Rusia setuju tidak menargetkan pelabuhan saat pengiriman sedang transit. Sementara Ukraina, berjanji untuk memandu kapal kargo melalui perairan ranjau.

Baca juga : Keliling Pelatnas SEA Games, Menpora Usung Semangat Paradigma Baru Olahraga

Kesepakatan yang membutuhkan waktu dua bulan untuk finalisasi itu, memiliki durasi 120 hari. Perjanjian tersebut selanjutnya akan dipantau oleh Pusat Koordinasi dan Pemantauan, yang didirikan di Istanbul. Serta dikelola oleh pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina.

Kesepakatan ini dapat diperpanjang, jika kedua belah pihak setuju. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.