Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Disebut Biang Kerok Krisis Pangan Global, Rusia Nggak Terima
Jumat, 3 Juni 2022 21:09 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev membantah tudingan negara Barat, yang menyebut negaranya sebagai biang kerok krisis pangan global.
Medvedev bilang, sejak beberapa tahun terakhir, situasi pangan global memang sudah memburuk.
"Itu bohong. Faktanya, situasi pangan di planet ini memang sudah mulai memburuk sekitar lima atau tujuh tahun lalu," kata Medvedev dalam wawancara eksklusif dengan stasiun TV Qatar, Al Jazeera, seperti dikutip TASS, Jumat (3/6).
Dia pun menjelaskan alasan memburuknya situasi pangan belakangan ini. Antara lain, kesalahan perhitungan makroekonomi, panen yang buruk, kekeringan, perubahan iklim, dan keputusan yang pemerintah yang kadang tidak tepat.
Baca juga : Pertamina Jabar Gencar Bangun Pertashop Dan Pangkalan LPG Subsidi Hingga Pelosok Desa
"Saat itulah, semuanya dimulai," cetus Medvedev.
Untuk meningkatkan ketahanan pangan di seluruh dunia dan mengoptimalkan situasi pangan, Medvedev bilang, kita perlu meninggalkan sanksi timbal balik.
"Setelahnya, harga pangan pasti akan turun," ucapnya.
Cabut Sanksi
Baca juga : Antisipasi Krisis Pangan, Moeldoko Ajak Jokowi Tanam Sorgum
Medvedev menegaskan, Rusia siap mengekspor gandum. Asalkan, dibebaskan dari sanksi apa pun.
"Percuma negara Barat ingin kami mengekspor gandum. Kalau setelahnya, mereka justru menangkap atau menyita gandum kami. Atau bagaimana? Ini sungguh skenario yang tak masuk akal," paparnya.
Dalam kata-katanya, Medvedev mengisyaratkan, situasi pangan global telah memburuk, karena sanksi yang dijatuhkan negara Barat.
"Mereka mendesak kami untuk ekspor. Tapi, pada saat yang sama, kapal komersial kami tak bisa beroperasi. Mereka justru berupaya menyita properti kami," keluh Medvedev.
Baca juga : Jelang Libur Hari Pancasila, Rupiah Loyo
"Pertanyaannya, bagaimana kami bisa mengirim bahan pangan dalam kondisi seperti ini? Apakah nantinya kami akan terkena sanksi? Jadi, dalam kasus ini, bolanya ada di pengadilan mereka sekarang. Di pengadilan Barat," imbuhnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya