Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Disebut Biang Kerok Krisis Pangan Global, Rusia Nggak Terima

Jumat, 3 Juni 2022 21:09 WIB
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev (Foto: TASS)
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev (Foto: TASS)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev membantah tudingan negara Barat, yang menyebut negaranya sebagai biang kerok krisis pangan global.

Medvedev bilang, sejak beberapa tahun terakhir, situasi pangan global memang sudah memburuk.

"Itu bohong. Faktanya, situasi pangan di planet ini memang sudah mulai memburuk sekitar lima atau tujuh tahun lalu," kata Medvedev dalam wawancara eksklusif dengan stasiun TV Qatar, Al Jazeera, seperti dikutip TASS, Jumat (3/6).

Dia pun menjelaskan alasan memburuknya situasi pangan belakangan ini. Antara lain, kesalahan perhitungan makroekonomi, panen yang buruk, kekeringan, perubahan iklim, dan keputusan yang pemerintah yang kadang tidak tepat.

Baca juga : Pertamina Jabar Gencar Bangun Pertashop Dan Pangkalan LPG Subsidi Hingga Pelosok Desa

"Saat itulah, semuanya dimulai," cetus Medvedev.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan di seluruh dunia dan mengoptimalkan situasi pangan, Medvedev bilang, kita perlu meninggalkan sanksi timbal balik.

"Setelahnya, harga pangan pasti akan turun," ucapnya.

Cabut Sanksi

Baca juga : Antisipasi Krisis Pangan, Moeldoko Ajak Jokowi Tanam Sorgum

Medvedev menegaskan, Rusia siap mengekspor gandum. Asalkan, dibebaskan dari sanksi apa pun.

"Percuma negara Barat ingin kami mengekspor gandum. Kalau setelahnya, mereka justru menangkap atau menyita gandum kami. Atau bagaimana? Ini sungguh skenario yang tak masuk akal," paparnya.

Dalam kata-katanya, Medvedev mengisyaratkan, situasi pangan global telah memburuk, karena sanksi yang dijatuhkan negara Barat.

"Mereka mendesak kami untuk ekspor. Tapi, pada saat yang sama, kapal komersial kami tak bisa beroperasi. Mereka justru berupaya menyita properti kami," keluh Medvedev.

Baca juga : Jelang Libur Hari Pancasila, Rupiah Loyo

"Pertanyaannya, bagaimana kami bisa mengirim bahan pangan dalam kondisi seperti ini? Apakah nantinya kami akan terkena sanksi? Jadi, dalam kasus ini, bolanya ada di pengadilan mereka sekarang. Di pengadilan Barat," imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.