Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ahli Sejarah Bongkar Kekerasan Terhadap Etnis Uighur

Kamis, 4 Agustus 2022 09:59 WIB
Aksi mendukung muslim Uighur, China. (Foto: Reuters)
Aksi mendukung muslim Uighur, China. (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Amerika Serikat (AS) terus memberikan perhatian khusus terhadap tindakan China kepada muslim Uighur. AS dan negara sekutu menyebut tindakan kekerasan China terhadap Uighur merupakan aksi genosida telah berlangsung lama.

AS mengklaim, beberapa kali kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Xinjiang, kampung muslim Uighur, hanya untuk memprovokasi masyarakat. Bahkan, dalam lawatannya ini, Jinping sempat menyiratkan pesan bahwa Xinjiang adalah teritorial China sepenuhnya.

Hal ini menguatkan dugaan informasi yang menyebut China telah menahan sedikitnya 1,8 juta orang Uighur dan minoritas muslim Turki lainnya di kamp-kamp interniran, sejak 2017.

Baca juga : DPR Perjuangkan Puluhan Desa Perbatasan Belum Teraliri Listrik

Kepada Radio Free Asia (RFA), Seorang peneliti dari Victims of Communism Memorial Foundation yang berbasis di Washington DC, Andrian Zenz mengatakan, pernyataan Jinping merupakan penegasan untuk meruntuhkan Uighur.

"Ini adalah pernyataan pembangkangan dan kebanggaan. Pada dasarnya, Xi Jinping memberi isyarat bahwa tidak ada yang bisa ikut campur dalam kebijakan etnis China di Xinjiang, dan bahwa garis merah Beijing ditegakkan dengan kuat," kata Zenz kepada RFA, dikutip Kamis (4/7).

Sementara itu, media internasional lainnya melaporkan, China telah meminta Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet untuk mengubur laporan kekerasan masyarakat Xinjiang ke Uighur. Karena laporan tersebut dianggap tidak benar.

Baca juga : Kudatuli, Sejarah Politik Yang Menggembleng Puan Maharani

Peneliti sejarah dari Universitas Georgetown, James Millward menyatakan, Jinping kerap menyinggung keberadaan muslim Uighur di Xinjiang. Hal itu menyusul pernyataan Jinping tentang peradaban China.

"Semua kelompok etnis di Xinjiang adalah anggota keluarga yang terkait dengan garis keturunan Tiongkok," cuit Millward.

Narasi ini, imbuh dia, secara tidak langsung menyiratkan hubungan genetik antara orang-orang Asia Tengah yang sekarang diperintah oleh Partai Komunis Tiongkok dan Zhonghua, yaitu orang-orang Tiongkok.

Baca juga : Publik Masih Percayai Kinerja Polri Bongkar Kasus Brigadir J

"Ke mana para pemuda Uighur pergi? Yang benar adalah sebagian besar pria muda Uighur telah menghadapi penghilangan paksa. Mereka berada di kamp atau penjara. Ini cukup jelas," tukas dia.

Lebih lanjut, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada RFA, AS akan terus bekerja untuk mempromosikan akuntabilitas penggunaan kerja paksa oleh pemerintah China, serta dugaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung terhadap Uighur dan anggota kelompok etnis. Pun, agama minoritas lainnya di Xinjiang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.