Dark/Light Mode

Ahli Sejarah Bongkar Kekerasan Terhadap Etnis Uighur

Kamis, 4 Agustus 2022 09:59 WIB
Aksi mendukung muslim Uighur, China. (Foto: Reuters)
Aksi mendukung muslim Uighur, China. (Foto: Reuters)

 Sebelumnya 
Sementara, Analis China Ma Ju mengatakan Jinping pergi ke Xinjiang untuk Kongres ke-20 Partai Komunis China (PKC) pada musim gugur. Di mana Jinping kemungkinan akan diangkat kembali untuk masa jabatan ketiga sebagai sekretaris jenderal partai dalam kongres rakyat.

"Pernyataan Xi Jinping yang dibuat setelah kunjungannya ke wilayah tersebut menunjukkan dia akan membasmi beberapa tokoh budaya yang tersisa dan berhati-hati setelah menyingkirkan elit Uighur," tegas Ma kepada RFA.

Sementara, Direktur Kongres Uighur Dunia di Inggris, Rahima Mahmut menyebut acara-acara seperti tarian panggung Uighur yang digelar selama kunjungan Jinping, diatur untuk tujuan propaganda.

Baca juga : DPR Perjuangkan Puluhan Desa Perbatasan Belum Teraliri Listrik

"Ini cukup sering terjadi. Hal yang sama tidak hanya untuk pejabat dari pemerintah pusat, tetapi juga untuk pejabat daerah. Para mahasiswa dan artis Uighur dipaksa untuk menyambut pejabat tersebut," imbuh Mahmut.

Mahmut memastikan tarian Uighur yang dipentaskan dimaksudkan untuk menunjukkan kepada dunia, orang Uighur menikmati kehidupan bahagia yang normal.

Akan tetapi menurut Mahmut, ada hal yang aneh dan menakutkan saat melihat foto dan video Jinping dengan mayoritas orang Uighur lanjut usia di sekitarnya, karena para pemuda etnis minoritas ini tidak terlihat.

Baca juga : Kudatuli, Sejarah Politik Yang Menggembleng Puan Maharani

Menanggapi hal ini, Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS) menilai kegiatan apapun yang dilakukan oleh pemerintah China khususnya Presiden Jinping kepada muslim Uighur, sudah pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu.

Yakni mengubah pandangan dunia terhadap Tiongkok Peneliti CENTRIS, AB solisa mengatakan bahwasannya China tidak akan mampu mengubah persepsi negara-negara dunia atas kekejian mereka terhadap muslim Uighur dan etnis minoritas di negara tersebut.

"Ibarat bau bangkai, kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan China sudah tercium kemana mana, sehingga sulit bagi Beijing untuk menutup nutupi atau menghilangkan tindakan keji mereka terhadap muslim Uighur," sebut AB.

Baca juga : Publik Masih Percayai Kinerja Polri Bongkar Kasus Brigadir J

"Negara-negara dunia khususnya Indonesia seyogyanya tidak termakan langkah gencar propaganda China, untuk mengubur kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan terhadap muslim Uighur," sarannya. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.