Dark/Light Mode

Rektor Unhan Jadi Pembicara Utama Konferensi Internasional di Australia

Selasa, 13 September 2022 18:32 WIB
Paparan materi dari Rektor Unhan Laksdya TNI Prof Amarulla Octavian secara daring pada konferensi internasional, di Darwin, Australia, Selasa (13/9). (Foto: Istimewa)
Paparan materi dari Rektor Unhan Laksdya TNI Prof Amarulla Octavian secara daring pada konferensi internasional, di Darwin, Australia, Selasa (13/9). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksdya TNI Prof Amarulla Octavian menjadi pembicara utama secara daring pada konferensi internasional, di Darwin, Australia, Selasa (13/9). Konferensi internasional tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari Kakadu Exercise 2022, yakni latihan Angkatan Laut yang diselenggarakan Royal Australian Navy (RAN).

TNI AL mengirim KRI RE Martadinata-331 untuk berpartisipasi dalam latihan tersebut. RAN’s Fleet Commanders Conference on Maritime Matters dihadiri para panglima Angkatan Laut, komandan kapal perang dan komandan Polisi Perairan dari 31 negara. Hadir pula para pakar kemaritiman dan para akademisi dari beberapa universitas.

Baca juga : Yogyakarta Jadi Tuan Rumah 2 Turnamen Bulutangkis Internasional

Rektor Unhan menyampaikan makalah berjudul “Navy’s Role in Dealing with Climate Change” dan langsung menjadi bahan diskusi di antara para peserta konferensi. Peran baru Angkatan Laut ke depan yang diusulkan Rektor Unhan juga harus menjaga stabilitas keamanan lingkungan maritim.

Kerja sama antar Angkatan Laut, dan antara Angkatan Laut dengan Coast Guard dan Polisi Perairan juga diarahkan dalam rangka penegakan hukum terhadap berbagai pelanggaran kapal-kapal yang menyebabkan polusi laut dan udara di atas permukaan laut, serta pelanggaran pembuangan limbah-limbah berbahaya. Kapal perang dan pesawat udara Angkatan Laut dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan deteksi polusi sekaligus penggunaan Unmanned System untuk memastikan kadar polusi yang terjadi.

Baca juga : RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri

Bertindak sebagai penanggap dan pemantik diskusi adalah CDRE Mal Wise dari RAN dan Justin Burke dari Macquaire University, Australia. Materi paparan mendapat respons baik dan antusiasme peserta konferensi untuk mendukung rekomendasi hukum internasional baru yang mengatur ketentuan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap berbagai tindak pidana pencemaran laut.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.