Dark/Light Mode

Ini 5 Hal Yang Perlu Anda Tahu Tentang Imlek Dan Perayaannya Di Asia

Sabtu, 21 Januari 2023 11:30 WIB
Ini 5 Hal Yang Perlu Anda Tahu Tentang Imlek Dan Perayaannya Di Asia

 Sebelumnya 
3. Hidangan Imlek

Dalam perayaan Imlek, makanan yang disajikan adalah simbol keberuntungan dan kesejahteraan.

Beberapa hidangan China, terpilih menjadi sajian Imlek karena bunyi pelafalannya. Sesuai bahasa homofonik negara tersebut.

Misalnya saja, ikan. Menu makan malam Tahun Baru Imlek ini terpilih, karena pengucapan kata ikan (yu), terdengar seperti kata surplus (yu). 

Begitu pula jeruk keprok (gam), yang bunyi homofoniknya sama dengan kata emas (gam).

Di banyak budaya, ketan dianggap membawa keberuntungan dan melambangkan kebersamaan.

Baca juga : Pemerintah Siapkan 3 Primadona Ekspor

Bánh chưng Vietnam adalah sejenis lontong yang dibungkus dan dijalin dengan daun pisang yang secara tradisional. Disusun dalam satu ikatan seperti keluarga.

Warga Filipina, yang mayoritas beragama Katolik dengan populasi China yang signifikan, lazimnya menikmati hidangan tikoy, kue beras ketan asal Fujian yang digoreng dengan adonan telur.

Kue yang lengket ini juga melambangkan hubungan kekeluargaan yang erat.

Di Korea Selatan, tteokguk, kaldu dengan kue beras ketan yang diiris menjadi lingkaran kecil, disajikan untuk melambangkan umur panjang dan kemakmuran. Mengingat bentuknya seperti koin.

4. Bagi-bagi Uang

Tahun Baru Imlek kerap dikaitkan dengan tradisi bagi-bagi uang. Umumnya, yang tua memberi kepada yang muda.

Baca juga : Pesut Etam Pantang Remehkan Tim Papan Bawah

Dalam budaya China, amplop merah yang disebut hongbao dalam bahasa Mandarin dan lai see dalam bahasa Kanton, berisi uang keberuntungan diberikan oleh orang tua kepada anak dan orang tua mereka.

Di tempat kerja, perusahaan dan manajemen puncak juga memberikan amplop merah semacam THR kepada karyawannya.

Di Vietnam, uang hadiah yang disebut tiền mừng tuổi juga ditempatkan di dalam amplop merah untuk mendoakan kesuksesan, umur panjang, dan pertumbuhan.

Awalnya, tradisi ini hanya dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak. Tetapi sekarang, orang Vietnam dapat memberikannya kepada siapa saja, tanpa memandang usia.

Sementara di Korea, anggota keluarga yang lebih tua akan memberikan mangkuk tradisional dengan cekungan dalam, untuk mendoakan kesuksesan di Tahun Baru.

Uang Tahun Baru yang disebut sebaet don, diberikan dalam tas atau amplop sutra tradisional.

Baca juga : UAI Gelar Bedah Buku Tentang Pentingnya Memahami Islamisasi Ilmu

5. Jepang Beda

Jepang memiliki cara yang berbeda dalam merayakan Tahun Baru Imlek  Tak seperti China dan banyak negara lain di Asia, masyarakat Jepang pada umumnya tidak merayakan Tahun Baru Imlek. Meski tak selalu begitu.

Tak lama setelah restorasi Meiji tahun 1868, yang menandakan transformasi politik besar-besaran di Negeri Sakura, Jepang mengadopsi kalender Gregorian Januari hingga Desember yang terdiri dari 365 hari. Menempatkan Tahun Baru sipil dan budaya Jepang pada 1 Januari.

Namun, penduduk lokal di Chinatown utama negara itu, seperti di Yokohama, Nagasaki, dan Kobe masih merayakannya, meski dalam skala yang jauh lebih kecil.

Di Okinawa, penduduk menyebut hari raya itu sebagai Soguwachi. Ada tradisi doa keluarga dan mempersembahkan makanan musiman kepada Buddha.

Meskipunsecara resmi mengadopsi kalender Gregorian, Jepang tetap mengamati kalender zodiak China. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.