Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

11 Mei, Darurat Covid Di Amerika Serikat Berakhir

Selasa, 31 Januari 2023 14:31 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: Instagram)
Presiden AS Joe Biden (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) kini tengah bersiap mengakhiri situasi darurat Covid-19 pada 11 Mei mendatang. Hal yang telah lama diinginkan anggota parlemen dari Partai Republik.

Pengakhiran status darurat pada Mei mendatang, diyakini cukup memberikan waktu bagi negara bagian, untuk mempersiapkan hal tersebut.

Pemerintahan Biden telah berjanji untuk memberikan pemberitahuan 60 hari kepada negara bagian, sebelum mengakhiri status darurat kesehatan masyarakat. Supaya ada waktu yang cukup, untuk mempersiapkan perubahan yang terkait program dan otoritas pengatur.

Sekadar catatan, 11 Januari lalu, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS kembali memperpanjang status darurat kesehatan masyarakat Covid-19, hingga pertengahan April.

"Keadaan darurat nasional dan darurat kesehatan masyarakat kembali diperpanjang hingga tanggal tersebut, dan setelahnya dicabut," kata pemerintah AS, seperti dikutip Bloomberg, Senin (30/1).

Baca juga : Pembakaran Alquran Di Swedia, Bu Retno Bersuaralah

"Pemberitahuan ini kami sampaikan, karena pengakhiran tiba-tiba dari deklarasi darurat, akan menciptakan kekacauan dan ketidakpastian yang luas di seluruh sistem perawatan kesehatan," imbuhnya.

Kebijakan baru ini merupakan tonggak penting, dalam respons Covid yang mendominasi sebagian besar minggu-minggu awal pemerintahan Presiden Joe Biden.

Keadaan darurat Covid membuat jutaan orang Amerika memiliki akses khusus ke Medicaid, program negara bagian dan federal yang menyediakan perlindungan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Alhasil, peserta Medicaid pun meningkat dibanding pra pandemi.

Keadaan darurat Covid di Amerika, juga menciptakan akses fleksibel ke layanan telehealth.

Baca juga : Ngeri, Di Peru Polisi Dibakar Massa

Terkait hal ini, Kaiser Family Foundation memperkirakan, 5-14 juta orang dapat kehilangan kepesertaannya di Medicaid, jika darurat Covid dicabut.

Selama masa pandemi Covid, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melaporkan 500 angka kematian akibat Covid per hari.

Titik Transisi

Pada hari yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, deklarasi darurat kesehatan global tetap berlaku. Namun, situasinya kini berada di titik transisi.

Keputusan badan PBB itu diambil setelah pertemuan yang digelar Komite Darurat Covid-19, Jumat (27/12).

Baca juga : Harga BBM Meroket, Sahabat Sandi Di Malang Bagikan Voucher BBM Murah

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berharap, dunia akan beralih ke fase baru pada tahun depan.

"Meski kemungkinan besar pandemi berada di titik transisi, kami masih memerlukan manajemen yang cermat untuk mengurangi potensi konsekuensi negatif,” kata Tedros.

Data tentang infeksi baru menjadi lebih sulit didapat, karena pelacakan telah menurun secara global dalam beberapa bulan terakhir.

Kondisi ini menyulitkan upaya mendeteksi penyebaran varian dan melacak varian baru. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.