Dark/Light Mode

Ngeri, Di Peru Polisi Dibakar Massa

Jumat, 13 Januari 2023 05:32 WIB
Bentrok demonstran dan polisi di Peru. (Foto : reuters)
Bentrok demonstran dan polisi di Peru. (Foto : reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Demonstrasi menentang penggulingan Presiden Peru Pedro Castillo semakin brutal. Massa semakin berani menyerang polisi, bahkan membakar seorang petugas hingga tewas.

Pemerintah Peru, Rabu (11/1), mengonfirmasi tewasnya polisi pertama sejak demonstrasi pecah pada bulan lalu. Para demonstran yang marah di Kota Juliaca mencegat mobil patroli, Selasa (10/1), kemudian membakarnya saat petugas masih di dalam.

Kementerian Dalam Negeri Peru mengungkap identitas polisi yang meninggal itu, yakni Jose Luis Soncco Quispe. Jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dekat mobil patroli, Selasa pagi waktu setempat.

Rekan Quispe, Ronald Villasante Toque, berhasil diselamatkan meski terluka parah. Dia diterbangkan ke rumah sakit di Ibu Kota Lima. Sebelum kejadian, Toque sempat melapor ke markas kepolisian, lebih dari 300 orang menyerang kendaraan polisi secara brutal.

Baca juga : Mau IPO, BMBL Pede Pangsa Pasar Bimbel Masih Besar

Laporan awal sempat mengungkap, para pelaku merampas rompi antipeluru dan senjata, termasuk dua pistol dan senapan serbu AKM. Namun berdasarkan penelusuran, senjata-senjata itu ditemukan di mobil patroli yang dibakar.

Sebelumnya, Kantor Ombudsman Peru mengatakan, 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi dan tujuh lainnya tewas dalam kec

elakaan lalu lintas terkait blokade jalan.

Selain itu, ada satu petugas polisi yang tewas. Ini menambah jumlah korban tewas menjadi 48. Setidaknya 17 warga sipil tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam bentrokan antara demonstran dengan petugas Kepolisian Nasional Peru (PNP) di dekat bandara setempat.

Baca juga : Maling Telepon Polisi Minta Bawain Hasil Curian

Sebagai ungkapan kemarahan para demonstran, mereka menulis peti mati korban dengan, “Dina membunuh saya dengan peluru.” Dina, maksudnya penjabat Presiden Peru, Dina Boluarte.

Menteri Dalam Negeri Peru, Victor Rojas menjelaskan, petugas terpaksa melepaskan tembakan ke massa yang berjumlah sekitar 9.000 orang karena berusaha menggeruduk bandara.

Menurut Rojas, massa menyerang polisi menggunakan berbagai macam senjata bahkan bahan peledak. “Mustahil untuk mengendalikan massa,” kata Rojas, seraya menuduh demonstran sengaja membuat kekacauan.

Demonstrasi di Peru dipicu penggulingan dan penangkapan Presiden Castillo pada 7 Desember 2022, setelah mencoba membubarkan Kongres dan mengadakan pemilihan umum dini.

Baca juga : Resmi, Persija Rekrut Bek Persebaya Dandi Maulana

Anggota parlemen menuduh Castillo melakukan pemberontakan serta mempromosikan wakilnya, Boluarte, sebagai pengganti. Para pendukung Castillo menganggap penggulingan itu sebagai kudeta terhadap demokrasi.  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.