Dark/Light Mode

Korut Krisis Pangan, Kim Jong Un Minta Transformasi Pertanian Dikebut

Selasa, 28 Februari 2023 15:55 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (Foto: net)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mendesak pejabat setempat, untuk menyegerakan transformasi fundamental di sektor pertanian, di tengah meningkatnya laporan kelangkaan bahan pangan di negara tersebut.

KCNA melaporkan, di hari kedua rapat pleno ketujuh Komite Pusat Partai Buruh Korea ke-8 pada Senin (27/2), Kim menetapkan target produksi biji-bijian sebagai prioritas utama pada tahun ini. Di samping menekankan pentingnya produksi pertanian yang stabil.

Laporan itu tidak merinci tindakan apa yang akan diambil Korut. Namun Kim menegaskan, perubahan harus terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Para peneliti menyebut, pertanian kolektif menyumbang sebagian besar hasil pertanian Korut. Pertanian semacam itu biasanya menampung banyak petani kecil, yang menghasilkan tanaman dengan kerja bersama.

Baca juga : Bawaslu Ajak Milenial Melek Informasi Pemilu

Sejauh ini, Korut membantah anggapan yang menyebut negara itu tidak dapat memenuhi kebutuhan warganya.

Awal bulan ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) mengatakan, situasi pangan di Korea Utara tampak memburuk.

Kementerian itu menjelaskan, Korut terhitung jarang mengumumkan pertemuan khusus tentang strategi pertanian yang dijadwalkan pada akhir Februari.

Senin (27/2), Kim menyebutkan pentingnya pertumbuhan kekuatan produktif pertanian dalam memastikan pembangunan sosialis.

Baca juga : Jaga Penampilan, Ressa Herlambang Dan Kiki Kanoe Perawatan Di Queen

Saat ini, Korut berada di bawah sanksi internasional yang ketat, karena program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Aktivitas ekonominya, diperketat oleh penguncian perbatasan yang diberlakukan untuk menghentikan ancaman Covid-19. 

Dalam laporan Januari, proyek 38 North yang berbasis di AS mengatakan, kerawanan pangan di Korut berada pada titik terburuk, sejak kelaparan yang menghancurkan negara itu pada 1990-an.

"Kemungkinan, ketersediaan pangan telah turun di bawah batas minimum untuk kebutuhan manusia," kata laporan itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (28/2).

Target Korut mengejar swasembada pangan, dapat diartikan sebagai upaya produksi hampir semua biji-bijian di dalam negeri. Namun, 38 North melihat, upaya tersebut akan membuat Korut makin rentan terhadap krisis pangan.

Baca juga : Tiru KAGAMA, Ganjar Ingin Pasang Instalasi Pemanen Air Hujan Untuk Jateng

"Keinginan untuk mencapai hasil pertanian yang memadai di tanah Korut yang tidak subur, justru akan membuat negaar tersebut memiliki tingkat ketergantungan yang besar terhadap barang-barang impor. Sehingga, rentan terkena guncangan global, konflik diplomatik, dan cuaca buruk," kata laporan itu.

Selain reformasi ekonomi, solusi jangka panjang untuk masalah ini terletak pada penyelesaian kebuntuan atas senjata nuklir dan sanksi.

"Inisiasi reformasi ekonomi dalam negeri akan melepaskan kapasitas produktif Korea Utara dan memungkinkannya mengekspor produk industri dan jasa yang dapat diperdagangkan, memperoleh devisa, dan mengimpor biji-bijian curah secara berkelanjutan secara komersial," beber 38 North. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.