Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengen Lepas Dari Rusia

Warga Crimea Galang Dukungan Muslim RI

Senin, 6 Maret 2023 06:36 WIB
Delegasi Ukraina yang dipimpin Wakil Tetap Presiden Ukraina di Republik Otonomi Crimea, Tamela Tasheva (kedua kiri), berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (28/2). (Foto Kedubes Ukraina Jakarta)
Delegasi Ukraina yang dipimpin Wakil Tetap Presiden Ukraina di Republik Otonomi Crimea, Tamela Tasheva (kedua kiri), berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (28/2). (Foto Kedubes Ukraina Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketika perhatian dunia tersedot pada Ukraina yang tengah diinvasi Rusia, banyak yang lupa dengan nasib Crimea. Namun sepekan terakhir, perwakilan Crimea-Ukraina, menggalang dukungan Muslim Indonesia, untuk membantu memerdekakan wilayah mereka dari genggaman Moskow.

Sembilan tahun lalu, pada 20 Februari 2014, Rusia melakukan aneksasi Crimea, yang berada di selatan Ukraina. Pada 18 Maret, Rusia pun resmi menyebut wilayah tersebut bagian dari mereka. Hingga kini, Ukraina menganggap tindakan Rusia itu, ilegal. Permintaan bantuan untuk kemerdekaan Crimea terus dilakukan.

Wakil Tetap Presiden Ukraina untuk wilayah Otonomi Crimea, Tamila Tasheva mengunjungi organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia dalam pekan ini. Seperti Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Mereka juga menemui akademisi kampus-kampus di Yogyakarta. Hingga menggelar jumpa pers di Jakarta, untuk memaparkan situasi terkini di wilayahnya, dalam sepekan terakhir. Kunjungan Tamila Tasheva dan rombongannya ini, fokus pada masyarakat Muslim Indonesia, karena Crimea mayoritas penduduknya adalah Muslim Tartar. Dia berharap, bisa mendapatkan simpati dan dukungan Muslim Indonesia.

“Pada 2014, pada Februari dan Maret, tanah kami dicaplok Rusia. Muslim Tartar Crimea meminta kelompok Islam Indonesia mendukung perjuangan masyarakat Crimea melawan penjajahan,” ujar Tasheva dalam jumpa pers di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (2/3).

Baca juga : Perpustakaan Dukung Peningkatan Kualitas SDM

Crimea adalah wilayah berbentuk semenanjung di selatan Ukraina. Wilayah ini terhubung dengan Ukraina dan Rusia lewat celah sempit dan jembatan. Lokasinya ada di selatan daratan Ukraina yang berbatasan langsung dengan Laut Hitam dan Laut Azov.

Etnis Tatar Crimea merupakan minoritas Muslim di Ukraina, penduduk asli Semenanjung Crimea bersama-sama dengan etnis lainnya. Menurut Tasheva, pada era Uni Soviet, etnis Tatar Crimea dideportasi dari tanah airnya oleh rezim komunis Stalin ke Asia Tengah. Setelah Uni Soviet runtuh, mereka kembali lagi ke Crimea.

“Sembilan tahun lalu, Rusia menginvasi lagi Crimea. Sejarah seperti berulang. Etnis Tatar Crimea kembali berada dalam kegentingan. Tatar Crimea juga Muslim Sunni, seperti mayoritas masyarakat di negara ini (Indonesia) juga Muslim,” ujar Tasheva.

Dia menambahkan, saat ini Muslim Tartar Crimea turut berjuang bersama Ukraina untuk memperjuangkan kemerdekaan pasca aneksasi Rusia 2014. Tasheva juga memaparkan, aktivis Muslim Tartar mengalami penangkapan ilegal oleh otoritas Rusia. Saat ini, katanya, tercatat lebih dari 180 tahanan politik yang 90 persen adalah Muslim Tartar Crimea.

Warga Crimea berharap Indonesia dapat membantu dan mendukung perjuangan melawan pendudukan Rusia di Crimea maupun Ukraina,” harapnya.

Baca juga : Lestari Ajak Lembaga Pendidikan Bangun Kesadaran Toleransi

“Yang dialami orang-orang di Crimea semakin mengkhawatirkan. Serangan misil dan drone adalah peristiwa yang sering terjadi. Crimea menjadi basis militer Rusia yang masih melancarkan pendudukan di Ukraina,” bebernya.

Tasheva juga ingin masyarakat Indonesia menyadari, Presiden Rusia Vladimir Putin dan komandan perangnya telah melakukan kejahatan kemanusiaan di Rusia. Maka, Putin dan jenderal-jenderal perangnya perlu diadili atas kejahatan kemanusiaan.

“Rusia mempersekusi orang-orang Tatar Crimea. Mereka adalah penjajah yang harus segera diusir,” tegasnya.

Anggota Parlemen Crimea, yang juga Wakil Ketua Platform Crimea, Vadym Halaychuk menambahkan, jumlah pasti orang-orang Crimea yang ditangkapi Rusia sulit dihitung. Namun menyangkut tahanan politik sejauh ini, dia menyebut 117 orang ditahan. Tujuh orang di antaranya dipastikan sudah meninggal.

“Ukraina akan merebut kembali Crimea. Upaya dialog dirediksi tidak membuahkan hasil. Maka cara yang paling mungkin adalah dengan kekuatan militer,” tandasnya.

Baca juga : Bentengi Masyarakat Dari Narasi Intoleransi Dengan 5 Vaksin Ideologi

Dalam beberapa kesempatan, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyampaikan, Rusia adalah juga negara yang banyak warga Islamnya dan juga negara yang punya beragam suku dan bangsa. Semua keberagaman bisa hidup rukun di Rusia.

Mantan Dubes Rusia untuk Malaysia itu menjelaskan, sebetulnya Islam datang lebih awal ke Rusia sebelum ke Asia Tenggara. Tahun 2022 lalu kaum Muslim Rusia merayakan 1.100 tahun Islam di Rusia.

“Saat ini penduduk Rusia sebanyak 150 juta orang, 30 juta adalah beragama Islam. Tradisi Rusia dan Indonesia sama, yaitu semua agama dan bangsa bisa hidup bersama. Tapi kami lebih dekat ke Islam,” jelasnya.

“Saat ini terjadi kebangkitan Islam di Rusia. Masjid juga meningkat 70 kali, totalnya ada 7.000 mesjid,” katanya, saat mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Iman, Cibaduyut, di Kota Bandung, 23 Januari 2023. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.