Dark/Light Mode

Korban Bentrokan Kudeta Sudan Bertambah, 56 Tewas 595 Terluka

Minggu, 16 April 2023 13:45 WIB
Asap hitam membumbung tinggi dari bandara Khartoum, di tengah bentrokan kudeta di Sudan, Sabtu (15/4). (Foto: AFP/Getty Images via CNN)
Asap hitam membumbung tinggi dari bandara Khartoum, di tengah bentrokan kudeta di Sudan, Sabtu (15/4). (Foto: AFP/Getty Images via CNN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Korban bentrokan kudeta Sudan dilaporkan terus bertambah. Komite Pusat Dokter Sudan menyebut, sedikitnya 56 orang tewas dan 595 terluka dalam bentrokan di seantero Sudan.

Bentrokan bersenjata dilaporkan terjadi di seluruh Khartoum, termasuk istana kepresidenan dan markas tentara ibu kota.

Kepada CNN, sumber medis di sebuah rumah sakit di pusat Khartoum mengatakan, rumah sakit tersebut telah menerima puluhan warga sipil dan personel militer yang terluka dalam beberapa jam terakhir.

Baca juga : Ngeri, Bentrokan Kudeta Di Sudan Tewaskan 25 Orang, 183 Luka-Luka

Militer Sudan mengatakan, RSF menyusup ke bandara Khartoum dan membakar pesawat sipil.

“Rakyat kami yang terhormat, pasukan pemberontak terus melanjutkan siklus rencana pengkhianatan dan serangan terhadap negara kami dan kedaulatan nasionalnya. Sejak pagi ini, pasukan militer telah berjuang dengan nyawa mereka, untuk hak dan martabat bangsa kita," kata Juru Bicara Resmi Angkatan Bersenjata Sudan, dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Kepala Paramiliter Sudan Mohamed Hamdan Dagalo mengklaim, pihaknya telah merebut sebagian besar situs resmi di Khartoum, setelah bentrokan meletus antara pihaknya dan militer Sudan, Sabtu (15/4).

Baca juga : Susi: Prabowo Nggak Berubah, Tetap Humble

“Pasukan Pendukung Cepat (RSF) telah mengendalikan lebih dari 90 persen lokasi strategis di Khartoum,” kata Dagalo dalam wawancara dengan Sky News Arabia, Minggu (16/4), seperti dikutip CNN.

Namun, pernyataan ini langsung dipatahkan Pemimpin Militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. Dia bilang, militer telah berhasil mempertahankan kendali terhadap situs-situs pemerintah.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Dagalo yang juga dikenal sebagai Hemedti, menggambarkan Burhan sebagai “penjahat”.

Baca juga : 1000 SPBU Pertamina Bagikan Takjil Gratis Untuk Konsumen

Dagalo menuduh Burhan telah menghasut pertempuran pada Sabtu (15/4), hingga menyebabkan tiga kematian warga sipil dan puluhan lainnya luka-luka.

Popularitas Dagalo mencuat, ketika dia menjadi pemimpin pasukan Janjaweed yang terkenal di Sudan. Pasukan itu terlibat pelanggaran HAM dalam konflik Darfur pada awal tahun 2000-an.

Dalam protes pro demokrasi pada Juni 2019, kelompok Dagalo menewaskan sedikitnya 118 orang, setelah pasukan melepaskan tembakan ke aksi duduk damai. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.