Dark/Light Mode

BPIP Dorong Pengasuh Pesantren Cetak Santri Berkarakter Pancasila

Sabtu, 25 Februari 2023 17:25 WIB
Wakil Kepala BPIP Karjono (kanan). (Foto: Ist)
Wakil Kepala BPIP Karjono (kanan). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peran pesantren dalam pembangunan manusia Indonesia sangat strategis dari sejak awal proklamasi berdirinya NKRI hingga kini. Para pengurus diharapkan selalu kokoh terhadap ideologi Pancasila di tengah kian masifnya ideologi alternatif yang mencoba masuk NKRI.

Pesan tersebut disampaikan Wakil Kepala BPIP Karjono pada Halaqoh Nasional Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia (MP3I) di Jakarta, Jumat (24/2).

Dalam kegiatan yang bertajuk “Merajut Kesetiaan dan Kerukunan Berbangsa dan Bernegara” ini, Karjono mengulas sejarah perjuangan para ulama dalam memerdekakan Bangsa Indonesia dari Penjajahan.

“Kita Harus Ingat Sejarah Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Kata Bung Karno. Namum kita Juga harus ingat Jas Hijau: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Jasa Ulama," tutur Karjono.

Baca juga : BPIP Susun Buku Pendidikan Pancasila

Ia menuturkan, kiprah KH Wahid Hasyim dalam memperjuangkan kemerdekaan. Selain menjadi anggota BPUPK dan PPKI, beliau merupakan anggota Panitia Delapan dan Panitia Sembilan yang bertugas merumuskan Pancasila sebagai Dasar Negara. 

“Sebagai tokoh Islam yang memiliki pemikiran moderat, substantif, dan inklusif, Ia merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam menghasilkan rumusan 'Ketuhanan Yang Maha Esa' dalam Pancasila," tuturnya.

Karjono mengingatkan, pesan KH Hasyim Asy’ari dalam bela negara harus tetap dihayati dan diaktualisasikan dari masa ke masa. 

“Kiyai Hasyim Asy’ari dengan tegas dan lugas menyampaikan bahwa hukum warga negara yang membela bangsa dan negaranya itu hukumnya fardhu ‘ain (tidak bisa tidak). Saat itulah Kiyai Hasyim mengeluarkan jargon yang kita kenal dengan 'hubbul wathan minal iman' cinta tanah air sebagian dari iman," jelasnya.

Baca juga : Denny JA Dorong Pemerintah Anggarkan 1 Persen APBN Untuk Diplomasi Budaya

Dalam kesempatan tersebut, Karjono juga mengajak para pengasuh pesantren se-Indonesia untuk memperkuat Ideologi Pancasila sebagai Benteng Perdamaian dan Dasar Pembangunan sumber daya manusia yang maju dengan kreativitas dan inovasi. 

“Hasil survey BNPT, 85 persen milenial rentan terpapar radikalisme. Kenapa? Karena satu, belum tumbuh ketertiban sosial; dua, belum tumbuh kepatuhan hukum; tiga, belum tumbuh itikad baik bermedia sosial," paparnya.

Guna membentengi keterpaparan paham radikalisme, pemerintah telah menerbitkan UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Dalam Pasal 38, Huruf b dijelaskan, fungsi dakwah oleh pesantren mengajarkan pemahaman dan keteladanan pengamalan nilai keislaman yang rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur Bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Selain itu, di Pasal 38, Huruf c dijelaskan bahwa pesantren berperan menyiapkan para pendakwah Islam yang menjunjung tinggi nilai luhur Bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," tambah Karjono.

Baca juga : PNM Kembangkan Potensi Metaverse dan Portal Belajar Karyawan Digital

Di akhir sambutannya, memperkenalkan Salam Pancasila dan mendorong para pengasuh pesantren agar tetap teguh mendidik para santri dengan ajaran yang lurus yang dirahmati Allah Swt. dan tegak dengan Ideologi Pancasila yang sudah tertanam sejak dahulu dan sudah teruji kebenarannya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.