Dark/Light Mode

Diplomasi Damai, Bos FPCI Usulkan 12 Checklist Penanganan Konflik, Ini Rinciannya

Senin, 17 April 2023 11:08 WIB
Pendiri dan Ketua FPCI Dino Pati Djalal (Foto: YouTube)
Pendiri dan Ketua FPCI Dino Pati Djalal (Foto: YouTube)

 Sebelumnya 
8. Konsep solusi, yaitu kejelasan mengenai bentuk penyelesaian yang ditargetkan.

Untuk konflik Timor Timur, solusinya adalah referendum yang dijalankan oleh PBB. Untuk sengketa Sipadan Ligitan, solusinya adalah arbritase internasional.

Untuk konflik Indonesia dengan Malaysia dan Singapura di tahun 1990-an, solusinya adalah mengakhiri politik konfrontasi. Sementara untuk konflik Aceh, solusinya adalah otonomi khusus dalam kerangka NKRI.

9. Skill negosiasi. Juru damai mutlak harus mempunyai kapasitas, ilmu, dan kecanggihan untuk menyelesaikan konflik.

Baca juga : Pasar Kripto Kian Positif, Indodax Luncurkan Fitur Staking, Ini Kegunaannya

Hal ini merupakan faktor kunci dalam keberhasilan Indonesia menyelesaikan konflik di Kamboja.

Ketika itu, Menlu Ali Alatas menunjukkan kepiawaian yang luar biasa, dalam menjembatani posisi berbagai pihak yang berkonflik, mendorong kompromi, dan meyakinkan negara-negara besar yang terlibat dalam konflik.

Sehingga akhirnya, teks perjanjian damai yang final di Paris tahun 1991, dapat dirampungkan.

10. Perlu dibentuk suatu tim, yang ditujukan khusus untuk mengurus segala aspek yang berkaitan dengan diplomasi perdamaian, secara sistemik ataupun profesional. Baik aspek politik, aspek substansi, ataupun aspek teknis.

Baca juga : Siagakan 14 Rest Area Mobil Listrik Pemudik, Ini Titik Lokasinya

Semua upaya resolusi konflik Indonesia yang serius, pasti memerlukan kehadiran suatu tim khusus ini. Apakah untuk perundingan Sipadan Ligitan, perundingan Timor Timur perundingan kamboja dan lain sebagainya.

11. Dukungan eksternal. Dalam konteks ini, perlu diketahui, apakah ada pihak eksternal negara-negara lain yang juga ikut mendukung dan mendorong proses perdamaian. Serta ikut bermain, mungkin di lini lain, dalam proses konflik ini.

Untuk perundingan konflik Aceh, misalnya. Indonesia aktif memberdayakan peran Malaysia, AS, dan Uni Eropa di belakang layar.

12. Keberlanjutan. Dino menegaskan, semua proses perdamaian memerlukan waktu. Negosiasi hukum laut misalnya, memakan waktu 30 tahun lebih di forum PBB.

Baca juga : Mulai 4 April, TASPEN Salurkan THR Untuk Pensiunan, Begini Ketentuannya...

Semua konflik seperti konflik Kamboja, konflik Timor Timur, konflik Laut China Selatan menuntut kegigihan, kesabaran, keuletan, kesungguhan, dan keberlangsungan.

"Tanpa keberlanjutan, mustahil ada solusi damai," pungkas Dino. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.