Dark/Light Mode

Peringatan May Day Di Berbagai Negara Tuntut Gaji Layak

Jutaan Buruh Tumpah Ke Jalanan

Selasa, 2 Mei 2023 05:35 WIB
Ribuan buruh di Filipina berunjuk rasa saat memperingati Hari Buruh Internasional di dekat Istana Kepresidenan Malacanang di Manila, kemarin. Mereka menuntut Pemerintah untuk meningkatkan upah minimum dan melindungi para pekerja di negara tersebut. (Foto AP/Joeal Calupitan)
Ribuan buruh di Filipina berunjuk rasa saat memperingati Hari Buruh Internasional di dekat Istana Kepresidenan Malacanang di Manila, kemarin. Mereka menuntut Pemerintah untuk meningkatkan upah minimum dan melindungi para pekerja di negara tersebut. (Foto AP/Joeal Calupitan)

 Sebelumnya 
Sementara di Prancis, demo para buruh menjadi pemandangan lumrah. Beberapa bulan belakangan, Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron memang dihadapkan dengan rangkaian unjuk rasa menentang kebijakan kenaikan umur pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.

Organisasi buruh di Prancis menilai, reformasi pensiun sebagai ancaman terhadap hak-hak pekerja serta jaring keamanan sosial Prancis. Rancangan undang-undang pensiun memicu protes terbesar Prancis dalam beberapa tahun ini, dan demonstrasi 1 Mei menjadi salah satu yang terbesar.

Sedangkan di Negeri Sakura, ribuan anggota serikat pekerja, politisi dari kubu oposisi dan akademisi berkumpul di Taman Yoyogi untuk meminta kenaikan gaji, sebagai imbas kenaikan biaya hidup pasca pandemi. Mereka mengatakan, langkah-langkah Pemerintah untuk kenaikan gaji tidak cukup dan tidak sesuai dengan kenaikan harga.

Massa juga mengkritik rencana Perdana Menteri Fumio Kishida untuk menggandakan anggaran pertahanan. Menurut mereka, uang itu harus digunakan untuk kesejahteraan dan jaminan sosial serta meningkatkan kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Ayo terus berjuang. Para pekerja bersatu dan mencari perdamaian dan demokrasi di Jepang,” ujar Kepala Dewan Serikat Pekerja Regional Tokyo, Yoshinori Yabuki.

Baca juga : Mahfud MD: Negara Beradab Jika Buruhnya Sejahtera

“Ayo, lakukan yang terbaik!” sorak yang lain.

Sebelumnya, PM Kishida mengisi acara peringatan Hari Buruh di Taman Tokyo. Acara itu berlangsung Sabtu (29/4), diikuti puluhan pekerja, politisi dan perwakilan serikat pekerja.

“Saya ambil bagian karena saya ingin membangun momentum menuju upah yang lebih tinggi. Tujuan terpenting kebijakan ‘kapitalisme baru’ saya adalah upah yang lebih tinggi,” ujar Kishida di hadapan orang banyak.

Sementara di Indonesia, para pendemo mendesak Pemerintah mencabut Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Menurut mereka, UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja tersebut hanya akan menguntungkan pebisnis, namun mengorbankan pekerja dan lingkungan.

“Undang-Undang Cipta Kerja harus dicabut demi perbaikan kondisi kerja. Ini hanya berorientasi untuk menguntungkan pengusaha, bukan pekerja,” pinta pengunjuk rasa, Sri Ajeng saat berdemo di Jakarta.

Baca juga : BPJamsostek Jakarta Timur Bagikan Sembako Ke Buruh

Di Jerman, para pekerja melakukan aksi protes bertema “Take Back the Night” yang diinisiasi kelompok feminis dan LGBTI. Aksi pada malam May Day itu untuk memprotes kekerasan yang diarahkan pada perempuan dan kelompok LGBTI. Ribuan orang ikut serta dalam pawai tersebut, yang sebagian besar berjalan damai, meski terkadang terjadi bentrokan antara peserta dan polisi.

Tak hanya kelompok feminis dan LGBTI, anggota serikat buruh dan kelompok sayap kiri juga beraksi dalam peringatan Hari Buruh di Jerman, kemarin.

Di Taiwan, sejumlah pekerja turun ke jalan mendesak partai penguasa lebih peduli terhadap pekerja menjelang Pilpres Taiwan 2024. Dengan berpusat di ibu kota, Taipei, anggota kelompok buruh mengibarkan bendera yang mewakili organisasi mereka.

Beberapa pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memegang plakat dengan pesan menyerukan subsidi kesehatan. Sementara yang lain memegang spanduk yang mengkritik kebijakan ketenagakerjaan Presiden Tsai Ing-wen.

Di Korea Utara, media Pemerintah Rodong Sinmun menerbitkan editorial yang mendesak para pekerja negeri tersebut untuk terus mendukung Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un.

Baca juga : Lebaran Rawan Gratifikasi, Bagaimana Aturan Hukum dan Pelaporannya?

“Kita harus menjadi pekerja sosialis sejati yang menjunjung tinggi gagasan dan kepemimpinan sekretaris jenderal yang dihormati dengan hati nurani dan kesetiaan yang murni,” tulis surat kabar itu, sambil menyebut gelar Kim di Partai Buruh.

Kim juga meminta rakyatnya untuk lebih gigih dan mandiri menghadapi kehidupan pasca pandemi. Terlebih lagi Korut tengah bersitegang dengan Amerika Serikat soal rudal balistiknya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.