Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peringatan May Day Di Berbagai Negara Tuntut Gaji Layak

Jutaan Buruh Tumpah Ke Jalanan

Selasa, 2 Mei 2023 05:35 WIB
Ribuan buruh di Filipina berunjuk rasa saat memperingati Hari Buruh Internasional di dekat Istana Kepresidenan Malacanang di Manila, kemarin. Mereka menuntut Pemerintah untuk meningkatkan upah minimum dan melindungi para pekerja di negara tersebut. (Foto AP/Joeal Calupitan)
Ribuan buruh di Filipina berunjuk rasa saat memperingati Hari Buruh Internasional di dekat Istana Kepresidenan Malacanang di Manila, kemarin. Mereka menuntut Pemerintah untuk meningkatkan upah minimum dan melindungi para pekerja di negara tersebut. (Foto AP/Joeal Calupitan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jutaan buruh di berbagai negara turun ke jalan, kemarin, memperingati Hari Buruh Internasional. Aksi unjuk rasa itu fokus menuntut kenaikan gaji, pengurangan jam kerja dan menuntut lingkungan kerja yang layak.

Diberitakan Associated Press (AP), kemarin, sekitar 300 ribu buruh di Korea Selatan berkumpul di Seoul. Ini menjadi aksi buruh terbesar dalam tiga tahun terakhir.

Baca juga : Mahfud MD: Negara Beradab Jika Buruhnya Sejahtera

Massa menuntut kenaikan gaji serta menyinggung soal kebijakan ekonomi Pemerintah pasca pandemi Covid-19.

“Semua harga naik. Hanya upah kami yang tidak naik. Naikkan upah kami!” teriak seorang aktivis di Seoul.

Baca juga : BPJamsostek Jakarta Timur Bagikan Sembako Ke Buruh

“Kurangi jam kerja kami!” sorak yang lainnya.

Polisi Seoul mengerahkan ribuan petugas untuk menjaga ketertiban. Kerumunan orang yang memadati lingkungan Gwanghwamun di pusat kota Seoul memegang plakat, menyanyikan lagu, dan mendengarkan pidato anggota serikat pekerja.

Baca juga : Lebaran Rawan Gratifikasi, Bagaimana Aturan Hukum dan Pelaporannya?

Mereka kemudian berparade di sepanjang jalan. Peserta demo menuding pemerintahan konservatif Presiden Yoon Suk Yeol menekan beberapa anggota serikat atas nama reformasi sistem pekerja yang menyimpang.

Pemerintahan Yoon telah menyerukan reformasi tenaga kerja, menuntut serikat pekerja punya transparansi keuangan dan mengakhiri praktik suap atau memaksa perusahaan mempekerjakan anggota serikat pekerja. Biasanya hal tersebut terjadi di sektor konstruksi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.